Amazon (AMZN) bukan lagi toko buku online yang terus merugi seperti dulu. Dilansir dari Fortune, baru-baru ini, raksasa ritel ini mengumumkan keuntungan kuartalan dan tahunan yang mencetak rekor, dengan pendapatan operasional meningkat 86% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, ketika menjelaskan pertumbuhan laba ini ke publik, Amazon tidak sepenuhnya transparan. Ada satu pertanyaan besar yang belum terjawab: Seberapa besar keuntungan Amazon berasal dari salah satu praktik bisnisnya yang kontroversial—menaikkan biaya bagi jutaan penjual independen yang menjadi tulang punggung ekosistem belanja di platform ini?
Sumber Keuntungan Amazon: Jelas dan Samar
Sebagian dari sumber keuntungan Amazon cukup jelas. Unit bisnis komputasi awan Amazon Web Services (AWS) menjadi pendorong utama keuntungan, menyumbang 58% dari laba operasional Amazon pada 2024, atau sekitar $39,8 miliar dari total pendapatan operasional $68,6 miliar.
Namun, setelah AWS, sumber keuntungan lainnya menjadi lebih sulit ditelusuri. Sisanya 42% dari laba operasional Amazon pada 2024—sekitar $28,8 miliar—berasal dari bisnis non-AWS. Namun, bagian ini mencakup berbagai divisi besar yang keuntungannya digabungkan dalam dua wilayah geografis: Amerika Utara dan internasional.
Beberapa unit bisnis utama dalam kategori ini meliputi:
- E-commerce inti, yaitu bisnis jual beli produk yang menjadi ciri khas Amazon sejak awal.
- Keanggotaan Amazon Prime, yang menghasilkan pendapatan besar dari biaya langganan.
- Iklan digital, yang berkembang dari iklan produk bersponsor di hasil pencarian hingga iklan video di platform streaming Amazon.
Kemudian, ada biaya yang dikenakan kepada penjual independen untuk berbagai layanan, seperti penyimpanan barang, pengiriman, dan layanan pelanggan. Total pendapatan Amazon dari biaya penjual ini mencapai lebih dari $150 miliar pada 2024. Jika bisnis ini berdiri sendiri, ia akan masuk dalam daftar 25 perusahaan terbesar dalam Fortune 500.
Peningkatan Potongan dari Penjual
Selama bertahun-tahun, potongan yang diambil Amazon dari penjual juga meningkat. Pada 2016, Amazon mengambil sekitar 33% dari total penjualan penjual pihak ketiga, termasuk biaya dan iklan, menurut Marketplace Pulse. Namun, pada 2022, jumlah ini melonjak menjadi lebih dari 50%.
Tahun lalu, para penjual Amazon—termasuk mereka yang biasanya mendukung praktik bisnis Amazon—meradang setelah perusahaan memperkenalkan serangkaian biaya baru yang rumit. Banyak penjual merasa perubahan ini membuat biaya semakin tidak terduga dan lebih mahal. Amazon sendiri mengklaim bahwa biaya baru ini akan menurunkan total biaya yang dibayarkan oleh banyak penjual. Namun, laporan eksklusif dari Fortune mengungkap bahwa Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mulai menyelidiki kenaikan biaya tersebut.
Seberapa Besar Peran Biaya Penjual dalam Keuntungan Amazon?
Lalu, dari mana asal $28,8 miliar keuntungan Amazon yang bukan berasal dari AWS?
Amazon menyebutkan bahwa iklan adalah pendorong keuntungan utama. CFO Amazon, Brian Olsavsky, menegaskan bahwa iklan menjadi "kontributor penting terhadap profitabilitas." Analis bahkan memperkirakan margin keuntungan bisnis iklan lebih tinggi dibandingkan AWS.
Selain itu, CEO Amazon Andy Jassy menyatakan bahwa efisiensi operasional dalam pergudangan dan transportasi turut berperan dalam peningkatan laba operasional.
Amazon telah merestrukturisasi jaringan gudangnya menjadi delapan wilayah di AS, sehingga produk dikirim lebih dekat ke pelanggan, mengurangi biaya logistik.
Amazon juga mengembangkan pusat distribusi lokal yang lebih kecil untuk mempersingkat waktu pengiriman dan menekan biaya transportasi per pesanan.
Peningkatan otomasi dengan robot gudang juga disebut sebagai faktor efisiensi yang signifikan.
Namun, apakah biaya penjual juga berperan besar dalam peningkatan laba?
Beberapa penjual besar di Amazon terus mempertanyakan berapa persen dari biaya yang mereka bayarkan benar-benar dibutuhkan Amazon untuk menutupi biaya operasional, dan berapa persen yang hanya menjadi 'pajak tambahan' karena dominasi Amazon di e-commerce AS. Amazon sendiri tidak pernah mengungkapkan informasi ini, kemungkinan karena potensi pengawasan dari regulator. FTC bahkan sedang mengajukan gugatan antitrust terhadap Amazon, dengan salah satu tuduhannya adalah penyalahgunaan kekuatan pasar terhadap penjual pihak ketiga. Kasus ini dijadwalkan untuk persidangan pada Oktober 2026.
Pertumbuhan Pendapatan dari Biaya Penjual
Melihat tren pertumbuhan pendapatan dari biaya penjual dapat memberikan gambaran tentang dampaknya terhadap keuntungan Amazon.
Pada 2019, biaya yang dibayarkan oleh penjual menyumbang 19% dari pendapatan Amazon di luar AWS.
Pada 2023, angka ini melonjak menjadi 29% dari total pendapatan non-AWS—peningkatan 53% dalam proporsinya terhadap pendapatan keseluruhan.
Sementara itu, ketergantungan Amazon terhadap penjual pihak ketiga memang meningkat, tapi tidak sebesar itu.
Pada 2019, sekitar 53% produk yang terjual di Amazon berasal dari penjual pihak ketiga.
Pada 2023, angka ini naik menjadi 61%—hanya peningkatan 15% dalam pangsa penjualan.
Pendapat Analis tentang Kenaikan Biaya Penjual
Seorang analis Wall Street terkemuka, Mark Mahaney dari Evercore ISI, mengatakan bahwa meskipun dia belum menganalisis secara spesifik, teori bahwa kenaikan biaya penjual berkontribusi pada keuntungan Amazon masuk akal.
Namun, menurutnya, pertumbuhan bisnis iklan dan peningkatan efisiensi biaya di gudang dan transportasi masih menjadi faktor utama dalam lonjakan laba Amazon.
Meskipun demikian, Mahaney juga sepakat bahwa kenaikan biaya penjual "mungkin memang signifikan" terhadap rekor keuntungan yang diraih Amazon.
Bagaimana tanggapan Amazon terkait hipotesis ini? Mereka memilih untuk bungkam. Saat diminta komentar, juru bicara Amazon, Angie Quennell, menolak memberikan pernyataan.
0 Komentar