Ticker

4/recent/ticker-posts

SCG Dorong Ekonomi Hijau: Tiga Proyek Kolaborasi Strategis dari ESG Symposium 2024

Daftar Isi [Tampilkan]

Metode pertanian padi dengan sistem alternating wetting and drying (pengairan berselang) untuk menanam padi rendah karbon

Menuju ekonomi hijau berkelanjutan dan inklusif, SCG melalui ESG Symposium 2024 di Jakarta menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai *inclusive green growth*. Tiga proyek strategis disoroti dalam simposium ini, menampilkan upaya kolaboratif yang menjawab tantangan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.  


1. Low Carbon City Saraburi: Transformasi Kota Industri Thailand  

Kota Saraburi di Thailand menjadi contoh nyata transformasi menuju ekosistem rendah karbon. Dikenal sebagai pusat industri besar, Saraburi menyumbang 67% pendapatan negara dari sektor manufaktur. Dengan dukungan SCG, tujuh kementerian Thailand, dan pendanaan Green Fund Pemerintah Kanada, kota ini berhasil menerapkan lima inisiatif utama, seperti transisi energi cepat, pengelolaan limbah bernilai, dan pertanian rendah karbon.  

Menurut Nuttavut Intarode, Sustainable Development Director SCG, proyek ini mengintegrasikan strategi industri dengan Thailand NDC Roadmap. Salah satu inovasi penting adalah metode pertanian padi rendah karbon menggunakan sistem alternating wetting and drying. "Kolaborasi dengan petani lokal dan perusahaan seperti Siam Kubota Corporation berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus mendukung ketahanan pangan," jelas Nuttavut.  

Proyek ini menunjukkan bagaimana kota industri dapat beradaptasi terhadap tantangan iklim dengan solusi berkelanjutan, memberikan inspirasi bagi negara lain.  


2. IKN: Smart Forest City Masa Depan Indonesia  

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi langkah signifikan Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Dengan konsep smart forest city, IKN ditargetkan mencapai net zero emission pada 2045. Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan sektor swasta, seperti PT Blue Bird Tbk untuk pengembangan transportasi hijau, dan PT PLN Nusantara Power yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 MW.  

Lazuardi Nasution, Direktur Investasi dan Kemudahan Berusaha IKN, menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan perkotaan dan konservasi lingkungan. “Sebanyak 65% area IKN akan didedikasikan untuk hutan tropis dan wilayah hijau tambahan,” ujar Lazuardi. Pendekatan ini diharapkan menjadikan IKN sebagai contoh kota pintar berkelanjutan di Asia Tenggara.  


3. KADIN Net Zero Hub: UMKM Menuju Ekonomi Rendah Karbon  

KADIN Indonesia memperkuat perannya melalui program Net Zero Hub, yang membantu sektor swasta dan UMKM dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Dengan lebih dari 80 perusahaan yang bergabung, program ini memberikan pelatihan, solusi teknologi, dan dukungan untuk mencapai target emisi nol bersih.  

Kolaborasi antara KADIN dan platform regional seperti ASEAN Net Zero Hub memungkinkan perusahaan Indonesia mengadopsi standar global melalui Science-Based Targets initiatives (SBTi). Dengan dukungan teknologi dan pelatihan, UMKM memiliki akses yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi.  


Kolaborasi Kunci Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Simposium ESG 2024 menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan investor adalah fondasi utama pembangunan ekonomi hijau. SCG, melalui pendekatan ESG 4 Plus, membuktikan bahwa solusi konkret dapat diwujudkan melalui inovasi, investasi hijau, dan sinergi lintas sektor.  

Dari Thailand hingga Indonesia, proyek-proyek ini memberikan gambaran optimis bagaimana pembangunan rendah karbon dapat menjadi pilar pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan ASEAN.

Country Director SCG di Indonesia, Bapak Warit Jintanawan, menyatakan, “Pembangunan hijau yang inklusif atau inclusive green growth memerlukan kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil. Melalui sinergi ini, kita dapat memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.”

Proyek-proyek seperti Saraburi dan IKN Nusantara memberikan gambaran nyata bagaimana sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat dapat bersinergi dalam menciptakan pembangunan hijau yang inklusif. Dengan dukungan dari organisasi seperti Kadin, sektor swasta Indonesia, terutama UMKM, akan lebih mudah beradaptasi dengan langkah-langkah dekarbonisasi yang diperlukan untuk mencapai target nasional.

Kolaborasi lintas sektor yang terjalin melalui berbagai inisiatif ini merupakan kunci untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan hijau yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan terus mendorong kemitraan ini, Indonesia akan semakin dekat dengan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Posting Komentar

0 Komentar