Melanjutkan bahasan sebelumnya, ketika berbicara tentang investasi, dua kata yang selalu muncul adalah risiko dan pengembalian. Keduanya seperti dua sisi koin yang tak terpisahkan: semakin tinggi risiko yang Anda ambil, semakin besar potensi keuntungan yang bisa Anda raih — tetapi juga semakin besar kemungkinan kerugian. Konsep ini adalah fondasi utama dalam pengambilan keputusan investasi dan keuangan.
Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu risiko dan pengembalian, serta bagaimana keduanya memengaruhi strategi keuangan berdasarkan buku Principles of Corporate Finance, 12th Edition karya Richard A. Brealey, Stewart C. Myers, dan Franklin Allen.
Apa Itu Risiko dan Pengembalian?
Risiko
Risiko adalah kemungkinan bahwa hasil investasi Anda berbeda
dari yang diharapkan. Risiko bisa berbentuk positif (keuntungan lebih besar
dari ekspektasi) atau negatif (kerugian). Dalam dunia keuangan, risiko
mencakup:
- Risiko
Sistematik (Market Risk): Risiko yang memengaruhi seluruh pasar,
seperti resesi ekonomi atau perubahan suku bunga. Risiko ini tidak bisa
dihindari melalui diversifikasi.
- Risiko
Tidak Sistematik (Specific Risk): Risiko yang terkait dengan
perusahaan atau industri tertentu, seperti kegagalan produk atau
persaingan pasar. Risiko ini bisa dikurangi dengan diversifikasi
portofolio.
Pengembalian
Pengembalian (return) adalah keuntungan atau kerugian
yang diperoleh dari investasi. Pengembalian mencakup:
- Pengembalian
Aktual: Hasil investasi yang nyata, seperti dividen, bunga, atau
kenaikan harga saham.
- Pengembalian
yang Diharapkan: Perkiraan keuntungan berdasarkan analisis historis
atau proyeksi.
Hubungan Risiko dan Pengembalian: Prinsip Dasar
Prinsip utama dalam investasi adalah "high risk,
high return". Artinya, semakin besar risiko yang Anda ambil, semakin
besar potensi pengembalian yang bisa Anda dapatkan. Namun, ini bukan berarti
semua risiko sebanding dengan keuntungan. Kuncinya adalah menyeimbangkan antara
risiko yang diambil dan pengembalian yang diharapkan.
Contohnya:
- Obligasi
pemerintah biasanya memberikan pengembalian rendah karena risikonya
kecil.
- Saham
teknologi menawarkan pengembalian tinggi tetapi lebih berisiko karena
fluktuasi pasar yang besar.
Bagaimana Risiko Diukur?
Dalam investasi, risiko sering diukur dengan:
- Deviasi
Standar: Mengukur seberapa jauh hasil investasi menyimpang dari
rata-rata. Semakin tinggi deviasi standar, semakin tinggi risikonya.
- Beta:
Ukuran sensitivitas aset terhadap pasar. Beta > 1 menunjukkan aset
lebih berisiko daripada pasar, sedangkan Beta < 1 menunjukkan aset
lebih stabil.
- Value
at Risk (VaR): Menunjukkan kerugian maksimum yang mungkin terjadi
dalam periode tertentu dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Bagaimana Pengembalian Diukur?
Pengembalian dihitung dalam bentuk:
- Return
Absolut: Total keuntungan dalam angka nominal.
- Return
Relatif: Persentase keuntungan dibandingkan dengan investasi awal.
Rumus sederhana untuk menghitung pengembalian:
Return=Nilai Akhir−Nilai Awal+Pendapatan/Nilai Awal
Teori dan Model: Menghubungkan Risiko dan Pengembalian
Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory)
Dikembangkan oleh Harry Markowitz, teori ini menunjukkan
bahwa diversifikasi portofolio dapat mengurangi risiko tidak sistematik tanpa
mengurangi pengembalian. Dengan memilih kombinasi aset yang tepat, investor
dapat mencapai frontier efisien, yaitu portofolio dengan pengembalian
maksimum untuk tingkat risiko tertentu.
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Model ini digunakan untuk menentukan pengembalian yang
diharapkan berdasarkan risiko sistematik. Rumusnya:
E(Ri)=Rf+βi×[E(Rm)−Rf]
- E(Ri):
Pengembalian yang diharapkan dari aset.
- Rf:
Tingkat pengembalian bebas risiko (seperti obligasi pemerintah).
- βi:
Risiko relatif aset terhadap pasar.
- E(Rm):
Pengembalian pasar yang diharapkan.
CAPM membantu investor menilai apakah aset memberikan
pengembalian yang sebanding dengan risikonya.
Strategi untuk Mengelola Risiko dan Pengembalian
- Diversifikasi
Mengurangi risiko tidak sistematik dengan menyebar investasi ke berbagai aset atau sektor. Ibaratnya, jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. - Manajemen
Risiko
Menggunakan teknik seperti hedging dengan derivatif (opsi atau kontrak berjangka) untuk melindungi portofolio dari risiko pasar. - Asset
Allocation
Membagi investasi ke dalam kategori aset yang berbeda, seperti saham, obligasi, atau properti, untuk menyeimbangkan risiko dan pengembalian. - Rebalancing
Portofolio
Secara berkala menyesuaikan portofolio agar tetap sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko Anda.
Seni Menyeimbangkan Risiko dan Pengembalian
Investasi selalu melibatkan risiko, tetapi risiko tersebut
dapat dikelola dan diseimbangkan untuk mendapatkan pengembalian yang optimal.
Dengan memahami hubungan antara risiko dan pengembalian, investor dapat membuat
keputusan yang lebih rasional dan strategis. Seperti yang dijelaskan dalam Principles
of Corporate Finance, 12th Edition, keberhasilan investasi tidak hanya
tergantung pada keberanian mengambil risiko, tetapi juga pada kemampuan membaca
peluang dan mengelola ketidakpastian.
Pada akhirnya, risiko adalah bagian alami dari perjalanan
menuju kesuksesan keuangan. Dengan pendekatan yang tepat, risiko dapat diubah
menjadi peluang untuk mencapai tujuan investasi Anda. Berani mengambil
risiko adalah langkah pertama, tetapi mengelola risiko dengan bijak adalah
kunci utama.
0 Komentar