PT Kapuas Prima Coal adalah perseroan yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang pertambangan dan perdagangan dimana didirikan sejak tahun 2005. (Sumber: kapuasprima.co.id)
Receh.in – Sobat Receh, PT Kapuas Prima Coal Tbk (KPC) baru saja merilis laporan keuangan konsolidasian mereka untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2024.
Laporan ini memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi keuangan perusahaan tambang ini, yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki operasi pertambangan di Kalimantan Tengah.
Pendapatan dan Laba Bruto
Pada kuartal pertama 2024, KPC mencatatkan penjualan sebesar Rp66,61 miliar, menurun cukup signifikan dari Rp151,33 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Beban pokok penjualan juga menurun, menjadi Rp50,27 miliar, dari Rp111,04 miliar pada tahun sebelumnya.
Hal ini menghasilkan laba bruto sebesar Rp16,34 miliar, menurun dari Rp40,29 miliar pada kuartal pertama 2023.
Beban dan Laba Operasional
Beban usaha perusahaan, termasuk beban penjualan dan beban umum administrasi, tercatat sebesar Rp17,75 miliar.
Hal ini menyebabkan KPC mencatatkan rugi operasional sebesar Rp1,41 miliar pada kuartal pertama 2024, dibandingkan dengan laba operasional sebesar Rp15,66 miliar pada kuartal pertama 2023.
Pendapatan Lain-Lain dan Laba Bersih
Beban lain-lain bersih KPC pada kuartal pertama 2024 mencapai Rp20,40 miliar, dibandingkan dengan Rp20,38 miliar pada kuartal pertama 2023.
Dengan demikian, rugi sebelum pajak penghasilan mencapai Rp21,81 miliar pada kuartal pertama 2024, meningkat dari rugi sebesar Rp4,72 miliar pada kuartal pertama 2023.
Posisi Keuangan
Pada posisi keuangan, aset lancar perusahaan tercatat sebesar Rp560,44 miliar, sementara aset tidak lancar mencapai Rp2,03 triliun, sehingga total aset mencapai Rp2,59 triliun pada 31 Maret 2024. Sementara itu, total liabilitas perusahaan mencapai Rp1,86 triliun, dan ekuitas sebesar Rp722,66 miliar.
Dengan penurunan pendapatan dan laba, KPC menghadapi tantangan untuk meningkatkan kinerja keuangannya pada kuartal mendatang. Namun, perusahaan ini tetap memiliki potensi pertumbuhan, terutama dengan cadangan bijih besi, timbal, dan seng yang signifikan.
0 Komentar