JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), salah satu pemain utama di industri batubara Indonesia, telah menunjukkan prospek yang menggembirakan untuk tahun fiskal 2024.
Dengan rencana produksi dan penjualan yang lebih agresif, perusahaan berharap dapat menanggulangi potensi koreksi harga jual rata-rata (ASP) dengan pertumbuhan volume yang lebih tinggi.
Pertumbuhan Volume yang Lebih Agresif di FY24
ITMG telah mengindikasikan rencana untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan di FY24 menjadi 19,5-20,2Mt dan 24,9-25,6Mt (pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 15-20% dan 10-22% masing-masing), didorong oleh kontribusi yang meningkat dari tambang baru mereka.
Tambang Bharinto dan GPK serta TIS diharapkan menyumbang kenaikan kombinasi sebesar 2,4Mt, yang akan lebih dari menggantikan penurunan di Jorong dan produksi yang stabil di Indominco.
Selain itu, penjualan dari pihak ketiga (perdagangan) sebesar 5-6Mt (pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 25-50%) juga akan mendukung pertumbuhan ini.
Meskipun produksi yang lebih tinggi dari Bharinto dapat meningkatkan biaya produksi (karena jarak angkut yang lebih panjang), hal ini dapat ditutupi oleh biaya tambang GPK yang potensial lebih rendah (tingkat SR yang lebih rendah dan tarif royalti yang lebih rendah).
Volume Tinggi dengan Harga Tetap Menunjukkan Permintaan yang Kuat
ITMG juga mengindikasikan bahwa dari target penjualan batubara FY24, per Februari 2024, 55% masih belum terjual, dengan sisanya terjual dengan harga tetap (39% dari volume) dan 6% berbasis indeks.
Proporsi volume yang sudah terjual dengan harga tetap (39%) lebih tinggi dibandingkan dengan tiga tahun terakhir (20-31%), yang dapat menunjukkan minat dari pembeli untuk mengunci volume dan harga.
Sementara itu, dengan mempertahankan proporsi volume yang lebih besar masih belum terikat/terjual per Februari 2024, hal ini dapat menawarkan potensi kenaikan ASP di bawah skenario permintaan yang lebih tinggi.
Estimasi Keuntungan Bersih FY24-25F
Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Christian Sitorus menaikkan estimasi keuntungan bersih FY24F kami sebesar 31%, sejalan dengan penyesuaian asumsi volume penjualan sesuai dengan panduan terbaru manajemen, dan memperkenalkan estimasi keuntungan bersih FY26F.
“Kami mempertahankan asumsi ASP kami (FY24F/25F/26F: US$87/$82/$85 per ton vs. FY23: US$113 per ton), karena kami mengharapkan normalisasi harga batubara termal untuk berlanjut di tengah pertumbuhan pasokan yang lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan,” tulis Analis BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.
Rekomendasi Beli dengan Target Harga yang Sedikit Lebih Tinggi
Analis memprediksi ITMG dapat mempertahankan generasi aliran kas bebas/free cash flow (FCF) dan distribusi dividen (yield saat ini sebesar 23,4%) meskipun dalam siklus koreksi harga batubara saat ini.
“Kami menaikkan target harga berbasis DCF kami menjadi Rp28,800 untuk mencerminkan estimasi yang lebih tinggi kami berdasarkan harga batubara jangka panjang sebesar US$90 per ton dan WACC sebesar 12,5%. Risiko utama terhadap pandangan kami adalah harga batubara yang lebih lemah,” tulis analis.
Dengan rencana pertumbuhan yang agresif dan penyesuaian strategi yang tepat, ITMG menempatkan dirinya sebagai pemain kunci di industri batubara Indonesia yang siap untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang muncul di tahun fiskal 2024.
0 Komentar