Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) adalah perusahaan yang telah menapaki jejaknya dalam industri dekorasi dan konstruksi di Indonesia. Didirikan pada tanggal 22 November 2012, MEJA memulai operasinya pada tahun yang sama. Kantor pusat perusahaan terletak di Jl. Bintaro Raya No.8A, Jakarta Selatan. Dengan nomor telepon (+62-21) 2793-7979 dan faksimile (+62-21) 2793-7979, MEJA telah menjadi salah satu pemain utama di industri ini.
PT Interra Djaya Karya memiliki mayoritas saham di MEJA dengan 52,14%, diikuti oleh PT Wahana Investa Niaga dengan 22,49%. Sementara itu, sosok yang menjadi pengendali dan pemilik manfaat utama dari MEJA adalah Richie Adrian Hartanto S.
Perusahaan ini memiliki ruang lingkup kegiatan yang beragam, mulai dari dekorasi eksterior hingga konstruksi gedung perkantoran. Namun, fokus utama MEJA saat ini adalah pada jasa desain interior dan konstruksi.
Pada tanggal 30 Januari 2024, MEJA mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO). Dalam IPO ini, MEJA menawarkan 480.000.000 saham baru dengan harga penawaran Rp103,- per saham dan Waran Seri I sebanyak 480.000.000 dengan harga pelaksanaan Rp115,- per saham. Saham dan waran tersebut resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Februari 2024.
Nilai kapitalisasi MEJA mencapai Rp207.090.000.000,- dan saham perusahaan tercatat di Papan Akselerasi. Data perdagangan saham MEJA menunjukkan fluktuasi harga yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Pada 19 Februari 2024, harga saham MEJA berada pada kisaran Rp97,- hingga Rp109,- per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp9.936.507.800 dan netto asing sebanyak -206.500 lembar.
Kinerja Saham MEJA
Dalam beberapa hari sebelumnya, harga saham MEJA juga mengalami fluktuasi yang cukup besar. Pada tanggal 16 Februari 2024, harga saham MEJA berada pada kisaran Rp98,- hingga Rp106,- per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp4.606.322.900 dan netto asing sebanyak -108.000 lembar.
Sedangkan pada tanggal 15 Februari 2024, harga saham MEJA berada pada kisaran Rp97,- hingga Rp108,- per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp2.315.916.800 dan netto asing sebanyak -11.000 lembar.
Pada tanggal 13 Februari 2024, terjadi penurunan harga saham MEJA yang cukup signifikan, dimana harga saham berada pada kisaran Rp103,- hingga Rp123,- per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp8.204.945.800 dan netto asing sebanyak -50.400 lembar.
Namun, pada tanggal 12 Februari 2024, terjadi lonjakan harga saham MEJA yang cukup tinggi, dimana harga saham berada pada kisaran Rp93,- hingga Rp113,- per saham dengan nilai transaksi mencapai Rp28.844.956.100 dan netto asing sebanyak -3.697.300 lembar.
Dengan demikian, fluktuasi harga saham MEJA menunjukkan dinamika yang cukup tinggi di pasar saham, yang mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk sentimen pasar dan kinerja keuangan perusahaan. Sebagai perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya di bursa efek, MEJA harus tetap berupaya mempertahankan kepercayaan investor dan meningkatkan kinerja perusahaan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjangnya.
0 Komentar