JAKARTA – Dalam laporan terbaru, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengungkapkan pencapaian keuntungan bersih yang signifikan sebesar Rp60,1 triliun pada tahun fiskal 2023, menandai peningkatan sebesar 17% dari tahun sebelumnya dan mencapai 102% dari konsensus pasar. Laporan ini menyoroti pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) yang kuat dan pengurangan biaya operasional, meskipun diimbangi oleh peningkatan provisi.
Selama kuartal keempat 2023, BBRI mencatat keuntungan bersih sebesar Rp16,1 triliun, meningkat 11% dari kuartal sebelumnya dan 34% dari tahun ke tahun, mendorong keuntungan tahunan menjadi Rp60,1 triliun.
Meski pendapatan bunga bersih mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2023 akibat peningkatan biaya dana (CoF) menjadi 4,0% dari 3,4%, penurunan ini berhasil diimbangi oleh peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar 26%, pengurangan biaya personel sebesar 21%, dan penurunan provisi sebesar 27%.
Manajemen BBRI mengarahkan pandangan mereka ke depan dengan menyediakan pedoman pertumbuhan pinjaman yang stabil, mempertahankan margin bunga bersih (NIM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (CIR), dan rasio pembayaran dividen (DPO), serta mengharapkan penurunan rasio pinjaman bermasalah (NPL) dan biaya kredit (CoC) di tahun fiskal 2024.
Namun, tekanan pada NIM diperkirakan akan terus berlangsung akibat dari CoF yang lebih tinggi. NIM tahunan turun menjadi 8,1% di kuartal keempat tahun 2023 dari 8,8% di kuartal ketiga, dipengaruhi oleh CoF yang meningkat menjadi 4,0%. Manajemen mengantisipasi kondisi likuiditas yang tetap ketat pada kuartal pertama tahun 2024, yang dipicu oleh faktor-faktor seperti repatriasi dividen dan musim Lebaran, sebelum membaik pada kuartal kedua tahun 2024 dan seterusnya.
BBRI menargetkan pertumbuhan pinjaman sebesar 11-12% pada tahun fiskal 2024, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan pinjaman tahun fiskal 2023 sebesar 11,2%. Bank ini berencana untuk mendorong pertumbuhan pinjaman mikro dengan target pertumbuhan 30-35% melalui program Kupedes, serta melanjutkan pertumbuhan di segmen menengah sebagai bagian dari strategi rantai nilai.
Performa keuangan yang solid ini membuktikan valuasi BBRI yang diperdagangkan pada 2,5x nilai buku perkiraan tahun fiskal 2024, lebih tinggi 1SD dari rata-rata lima tahunannya. Bank ini berupaya mempertahankan rasio DPO antara 80-85% dalam 2-3 tahun ke depan, mengimplikasikan yield dividen sekitar 5-6% per tahun.
0 Komentar