JAKARTA – Dari awal tahun 2023, harga timah telah mengalami penurunan sebesar US$744 per metrik ton atau 3,00%, berdasarkan perdagangan kontrak untuk perbedaan (CFD) yang mengikuti pasar acuan untuk komoditas ini.
Sejarah mencatat, timah mencapai puncak tertinggi sepanjang masa pada September 2022 dengan harga US$200.800/MT.
Berdasarkan data terbaru dari Trading Economics, 4 Desember 2023, harga timah saat ini berada pada US$24.064/MT, menurun dari harga sebelumnya yaitu US$23.748/MT.
Menurut proyeksi dari Trading Economics yang didasarkan pada model makro global dan ekspektasi analis, timah diperkirakan akan diperdagangkan pada harga rerata US$23.841,10/MT pada akhir kuartal ini. Melihat ke depan, diperkirakan harga timah akan mencapai US$25.719,37/MT dalam waktu 12 bulan ke depan.
Timah adalah logam yang berwarna perak dan mudah dibentuk. Penggunaan utama timah adalah dalam produksi solder dan sebagai lapisan pelindung logam lain untuk mencegah korosi.
Timah memiliki peran penting dalam aspek lingkungan dan keberlanjutan, khususnya dalam instalasi fotovoltaik, kendaraan listrik, dan elektronik.
Negara-negara penghasil timah terbesar adalah China, Malaysia, Indonesia, Peru, Thailand, Bolivia, dan Myanmar. Kontrak berjangka timah tersedia untuk perdagangan di London Metal Exchange (LME) dengan kontrak standar seberat 5 ton.
0 Komentar