JAKARTA – Emiten BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) masih dirundung kerugian hingga kuartal ketiga 2023.
Dalam laporan keuangan per 30 September 2023, Waskita Karya mencatatkan kerugian bersih yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp2,83 triliun.
Angka ini menunjukkan penurunan drastis jika dibandingkan dengan keuntungan yang mereka raih pada tahun sebelumnya, yang berjumlah Rp425,29 juta.
Pendapatan perusahaan untuk periode Januari hingga September 2023 tercatat sebesar Rp7,81 triliun, menurun 24,14% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp10,3 triliun.
Penurunan ini terutama terjadi pada segmen konstruksi, di mana pendapatannya turun sebesar 29,68% menjadi Rp6,31 triliun. Sementara itu, pendapatan dari bunga jasa konstruksi juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 3,7% menjadi Rp45,36 miliar.
Di sisi lain, beberapa segmen usaha Waskita Karya menunjukkan peningkatan. Penjualan precast naik sebesar 21,95% menjadi Rp372,69 miliar dan pendapatan dari jalan tol meningkat 23,51% menjadi Rp830,77 miliar.
Namun, pendapatan dari segmen properti mengalami penurunan sebesar 24,88%, turun ke angka Rp134,01 miliar.
Perusahaan juga mengalami perubahan pada pendapatan lainnya. Pendapatan dari penjualan infrastruktur turun 27,58% menjadi Rp45,38 miliar, sementara pendapatan hotel naik 30,82% menjadi Rp64,94 miliar. Pendapatan dari sewa gedung dan alat tercatat Rp7,43 miliar.
Dari sisi beban, Waskita Karya mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan menjadi Rp7,04 triliun, turun 24,40% dari tahun sebelumnya.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan pada mayoritas beban pokok yang bersumber dari jasa konstruksi. Akibatnya, laba kotor yang diakumulasikan dari Januari hingga September 2023 adalah sebesar Rp773,93 miliar, turun 21,68% dari tahun sebelumnya.
Rugi perusahaan mencapai Rp2,83 triliun, dengan rugi per saham sebesar Rp98,39. Perusahaan juga mencatatkan penurunan total aset sebesar 1,72% year-to-date menjadi Rp96,53 triliun, sementara liabilitasnya naik 0,14% menjadi Rp84,1 triliun. Ekuitas perusahaan turun 12,73% year-to-date menjadi Rp12,43 triliun.
Salah satu indikator penting lainnya adalah saldo arus kas setara kas, yang hanya mencapai Rp1,51 triliun pada akhir periode September 2023, turun 85,89% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,72 triliun. Ini menunjukkan penurunan yang cukup besar dalam hal likuiditas perusahaan.
Kesimpulannya, situasi keuangan Waskita Karya pada kuartal III/2023 menggambarkan tantangan besar yang dihadapi perusahaan.
Penurunan pendapatan di beberapa segmen utama, peningkatan beban, dan penurunan signifikan dalam arus kas setara kas menunjukkan adanya kebutuhan untuk restrukturisasi dan penyesuaian strategi bisnis agar dapat kembali ke jalur profitabilitas.
Ini juga mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih luas dan tantangan yang dihadapi oleh sektor konstruksi dan infrastruktur di Indonesia saat ini.
0 Komentar