JAKARTA – Yen Jepang berada di dekat level kritis 150 per dolar, suatu level yang dikhawatirkan oleh analis bisa mendorong otoritas Jepang untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing guna mendukung mata uang tersebut, hal serupa yang terjadi pada tahun lalu.
Yen melemah tajam tahun ini karena Bank of Japan (Bank Sentral Jepang) tetap berkomitmen pada kebijakan moneter ultra-longgar meskipun bank sentral besar lainnya mulai menerapkan kebijakan pengetatan agresif untuk melawan inflasi.
Sementara itu, diplomat mata uang senior Jepang terdahulu, Naoyuki Shinohara, baru-baru ini mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut kemungkinan tidak akan berusaha membalikkan tren penurunan yen dengan intervensi nilai tukar, mengingat penurunan terbaru mencerminkan fundamental ekonomi.
Di tempat lain, investor menilai data yang menunjukkan tingkat inflasi utama Jepang turun ke titik terendah satu tahun yaitu 3% pada September, sementara tingkat inflasi inti melambat ke titik terendah 13 bulan yaitu 2,8%, namun tetap di atas target 2% dari bank sentral untuk bulan kedelapan belas secara berurutan.
Penurunan yen terhadap dolar AS mencerminkan kebijakan moneter yang berbeda antara Bank of Japan dan bank sentral besar lainnya. Dengan kebijakan moneter yang sangat longgar, Bank of Japan berusaha mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Namun, kebijakan tersebut memberikan tekanan pada yen, terutama saat bank sentral lainnya mulai mengetatkan kebijakannya.
Komentar dari Naoyuki Shinohara menunjukkan pandangan bahwa penurunan yen saat ini lebih mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Jepang daripada spekulasi atau faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan ekonomi. Ini menandakan bahwa otoritas Jepang mungkin lebih memilih untuk membiarkan yen bergerak sesuai dengan mekanisme pasar daripada melakukan intervensi.
Data inflasi Jepang juga memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi saat ini. Meskipun tingkat inflasi utama menunjukkan penurunan, namun inflasi inti tetap di atas target bank sentral. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi masih ada, meskipun mungkin tidak sebesar negara-negara lain yang saat ini menghadapi lonjakan inflasi.
Sebagai negara yang sangat bergantung pada perdagangan luar negeri, pergerakan nilai tukar yen memiliki dampak signifikan bagi ekonomi Jepang. Untuk itu, situasi ini tentu akan terus menjadi fokus bagi pelaku pasar dan analis dalam memahami arah ekonomi Jepang di masa mendatang.
0 Komentar