JAKARTA – Harga perak mengalami kenaikan menuju $23 per troy ounce, tertinggi dalam hampir satu bulan dan melonjak lebih dari 11% sejak mencapai titik terendah selama tujuh bulan pada 5 Oktober.
Kenaikan ini mengikuti tren peningkatan aset logam mulia lainnya seiring dengan meningkatnya risiko eskalasi konflik militer di Timur Tengah yang mendorong investor menuju aset yang dianggap aman.
Pemimpin-pemimpin negara-negara Timur Tengah membatalkan serangkaian pertemuan puncak dengan Presiden AS, Biden, setelah Hamas dan Israel saling menyalahkan terkait ledakan yang terjadi di sebuah rumah sakit di Gaza. Situasi ini meningkatkan potensi risiko eskalasi dan memperpanjang permintaan keamanan dalam aset logam mulia.
Kenaikan harga emas dan perak tetap berlangsung meskipun ada lonjakan terbaru dalam hasil Treasury jangka panjang, mencerminkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan tetap bersikap hawkish dalam jangka waktu yang lama dan membatasi permintaan aset yang tidak memberikan bunga apa pun.
Sementara harga perak di Aneka Tambang adalah Rp12.650 per gram pada Sein (23/10), Turu Rp100 dibandingkan pekan lalu.
Analisis Situasi
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menjadi salah satu faktor utama pendorong kenaikan harga logam mulia, khususnya perak.
Meskipun perak sering dilihat sebagai logam yang lebih rendah nilainya dibandingkan emas, peranannya sebagai aset lindung nilai dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik tidak dapat diabaikan.
Ketika ada gejolak politik atau ketidakpastian ekonomi, investor cenderung mencari aset yang dianggap aman, dan logam mulia seperti emas dan perak menjadi pilihan utama.
Ledakan di rumah sakit Gaza telah menimbulkan ketegangan yang lebih besar antara Hamas dan Israel.
Keduanya saling menuduh sebagai penyebab dari tragedi tersebut. Sebagai respons, pemimpin-pemimpin negara Timur Tengah memilih untuk membatalkan pertemuan dengan Presiden AS, yang sebelumnya dijadwalkan sebagai upaya mendekatkan hubungan dan mencari solusi damai.
Pembatalan ini memberikan sinyal kuat mengenai ketidakpastian yang semakin meningkat di kawasan tersebut.
Namun, ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi pasar logam mulia. Salah satunya adalah kebijakan Federal Reserve yang diperkirakan akan tetap hawkish.
Dalam terminologi kebijakan moneter, "hawkish" mengacu pada sikap yang cenderung meningkatkan suku bunga untuk mengatasi inflasi.
Dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan sikap ini dalam jangka waktu yang lama, ini mempengaruhi permintaan aset yang tidak memberikan bunga, termasuk emas dan perak.
Dampak bagi Investor
Bagi investor, situasi ini memberikan beberapa peluang dan tantangan. Di satu sisi, kenaikan harga perak dan emas memberikan peluang bagi mereka yang telah berinvestasi sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan.
Di sisi lain, mereka yang ingin berinvestasi mungkin akan berhadapan dengan harga yang lebih tinggi dan volatilitas yang mungkin meningkat.
Sementara itu, eskalasi konflik di Timur Tengah dapat berdampak pada stabilitas ekonomi global. Dengan pemimpin-pemimpin negara Timur Tengah membatalkan pertemuan dengan AS, ada kemungkinan bahwa hubungan dagang dan investasi antara Timur Tengah dan negara-negara Barat mungkin terganggu, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perekonomian global.
Kesimpulan
Situasi di Timur Tengah dan kebijakan Federal Reserve memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar logam mulia. Dalam konteks ini, perak telah menunjukkan kinerja yang kuat, mencerminkan perannya sebagai aset lindung nilai dalam situasi ketidakpastian. Bagi investor, penting untuk memahami dinamika ini dan membuat keputusan investasi dengan informasi yang tepat dan lengkap.
0 Komentar