Receh.in – Kenaikan harga jual rata-rata batu bara tahun ini mendorong PT Bayan Resources Tbk (BYAN) untuk membukukan laba bersih Rp24,81 triliun pada kuartal 3-2022, naik signifikan bila di bandingkan dengan periode yang sama 2021 sebesar Rp9,30 triliun.
Dengan
demikian, laba bersih per saham setara dengan Rp7.519,39 per lembar.
Dalam laporan keuanganya, Bayan Resources Tbk mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$1,62 miliar, naik 148,96 persen year on year (yoy).
Kinerja apik ini sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan dari US$1,74 miliar menjadi US$3,34 miliar pada 9 bulan pertama 2022.
Harga jual rata-rata batu bara Bayan Resources naik menjadi US$125 per MT pada kuartal III-2022 dari US$75,4 per MT. Kondisi tersebut mendorong pendapatan perusahaan bisa mencapai sebesar US$3,34 miliar.
Laba kotor pun ikut meningkat menjadi US$2,42 miliar dari US$1,07 miliar di periode yang sama 2021.
Komposisi distribusi batu bara Bayan Resources hingga akhir triwulan ketiga 2022 adalah 25 persen ke Indonesia, Filipina 30 persen, Korea Selatan 15 persen, India 9 persen, Bangladesh 7 persen, Malaysia 3 persen, Vietnam, Taiwan dan China masing-masing 2 persen dan lainnya 3 persen.
Laporan Keuangan BYAN Kuartal 3-2022
Saham BYAN
Pergerakan saham BYAN pada perdagangan Rabu (21/12) jadi yang paling menonjol. Harganya naik 13,19 persen atau 2.150 poin menjadi Rp18.450 per saham dari penutupan Selasa di level Rp16.300. Alhasil, nilai kapitalisasi pasar Bayan langsung berlipat dari Rp543 triliun menjadi Rp615 triliun hari ini.
Menurut pengamat pasar modal, Reza Priyambada, salah satu pemicunya adalah menangnya Bayan Resources Tbk dalam gugatan persidangan dengan BCBC Singapore Pte Ltd. Atas kemenangan persidangan itu BCBC harus membayar sejumlah 4.694.633,20 dolar Singapura atau sekitar Rp54,2 miliar kepada perseroan.
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sendiri baru saja melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10.
0 Komentar