Receh.in – Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Selatan pada kuartal ketiga 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,16 persen (q-to-q) dan 5,67 persen secara year on year (y-on-y).
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel melaporkan bahwa ekonomi Sulawesi Selatan Kumulatif Triwulan III-2022 terhadap Kumulatif Triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,08 persen (c-to-c).
Perekonomian Sulawesi Selatan berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2022 mencapai Rp 159,11 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 94,14 triliun.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 3/2022 Menurut
Lapangan Usaha
Pertumbuhan ekonomi triwulan III diabandingkan triwulan II ditopang dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 17,07 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,68 persen.
Sementara itu, secara tahunan ekonomi Sulawesi Selatan ditopang dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 37,38 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32,40 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 25,91 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 40,59 persen.
Sektor Penopang Perekonomian Sulawesi Selatan
Empat sektor dominan perekonomian Sulawesi Selatan adalah Pertanian, Perdagangan, Konstruksi, dan Industri.
Dalam tiga kuartal terakhir sektor pertanian mengalami penurunan pertumbuhan, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan adalah industri pengolahan.
Untuk melihat laporan lengkap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan kuartal III/2022 dan data ketenagakerjaan bisa disimak dalam laporan BPS berikut ini.
Saat ini, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sulawesi Selatan lebih rendah dibanding pra pandemi COVID-19.
0 Komentar