Receh.in - Harga saham Bumi Resources Tbk. (BUMI) hari ini, Senin (15/8/2022), ditutup pada harga Rp131 per saham, atau turun 1,5%.
Saham dari emiten Grup Bakrie ini cukup fluktuatif dalam beberapa pekan terakhir. Setelah beberapa bulan sebelumnya sempat nyantol di level terendah Rp50 per saham, BUMI sempat menyentuh Rp175 per saham pada perdagangan Jumat (12/8/2022), sebelum ditutup pada harga Rp133.
Nah, meskipun pada awal pekan ini saham BUMI kembali terkoreksi, namun secara tren saham BUMI masih berada di jalur bullish. Apalagi dengan melihat gonjang-ganjing harga energi global yang memaksa sejumlah negara kembali memakai batu bara.
Dalam perdagangan sepekan saham BUMI sudah naik 15,93%, sedangkan dalam periode sebulan memberikan return 70%. Dalam periode 3 bulan kenaikan harga saham BUMI mencapai 125,86%, suatu pertumbuhan yang fantastis.
Adapun broker yang paling banyak memainkan saham BUMI dalam periode mingguan, bulanan, dan triwulan terakhir adalah MG atau Semesta Infovest.
Sejauh ini, gonjang-ganjing harga batu bara dunia jadi katalis yang paling mencolok.
Harga Batu Bara Dunia
Data Market Insider menunjukkan harga batu bara saat ini berada di level US$350 per ton. Artinya 1 kilo batu bara dihargai US$0,35.
Sementara itu batu bara di ICE Newcastle pengiriman Oktober 2022 dibanderol pada harga US$393 pada perdagangan 12/8/2022, naik 1,48% dibandingkan sehari sebelumnya.
Aksi Private Placement
Sentimen lain yang ikut memantik harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) adalah rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Menurut perusahaan dalam keterbukaan, aksi private placement dilakukan untuk memperbaiki posisi keuangan dan pelaksanaan Obligasi Wajib Konversi (OWK). Meski tak mendapatkan dana segar, namun beban utang obligasinya berkurang.
BUMI akan menerbitkan saham baru saham baru sebesar 5.10 miliar Seri saham C, dengan nilai nominal Rp50 dan harga pelaksanaan Rp80.
Dengan penerbitan tersebut, maka jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan akan meningkat dari 134.93 miliar saham menjadi sebanyak 140,03 miliar saham yang terbagi atas saham Seri A, 20,77 miliar, Seri B, 53,50 miliar, dan Seri C sebanyak 65,76 miliar.
0 Komentar