Receh.in - Halo Sobat Recehin, kali ini kita mau bagi-bagi tips soal bagaimana caranya berhemat yang ampuh banget kalau beneran diterapkan.
Adagium 'hemat pangkal kaya' emang udah mengakar banget ya di masyarakat. Sayangnya, kata-kata itu sering hanya jadi jargon semata, alias cuma jadi kata-kata doang, nggak pernah benar-benar dijalankan.
Memang, menjalani hidup hemat itu teryata bukan hal mudah, lho. Apalagi kalau belum jadi kebiasaan. Soalnya nih, banyak banget godaan di luar sana.
Apalagi kalau pas habis gajian tuh, seolah-olah semua toko dan penjual tahu aja kita lagi punya uang. Diskon inilah, potongan harga itulah, promo A, promo B, dan banyak lagi. Yang intinya minta agar kita membelanjakan uang yang kita pegang.
Nah, biar kita belajar untuk berhemat, ini ada beberapa tips atau kiat yang bisa mulai diterapkan. Carannya mudah kok, asal dilakukan dengan konsisten.
1. Selalu bandingkan harga
Membandingkan atau survei harga jadi hal penting agar kita mendapatkan barang dengan biaya/pengorbanan terkecil.
Konsep suatu 'pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin' adalah salah satu prinsip ekonomi. Dan cara untuk menerapkan prinsip itu adalah mengetahui harga.
Dengan tahu harga, kita juga tahu mana yang benar-benar murah dan mana yang kelihatannya saja murah, padahal ada biaya tersembunyi di baliknya.
2. Jangan berutang konsumtif
Utang konsumtif adalah utang yang dipergunakan untuk membeli barang yang dikonsumsi atau dipakai, di mana suatu saat nilainya akan turun dan biasanya bunganya tinggi. Hindari utang konsumtif jika kalian tidak ingin hidup hanya untuk membayar utang.
Contoh utang konsumtif adalah kartu kredit, pinjaman online, dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Walaupun ya enggunaan kartu kredit dll. belum tentu untuk kosnsumtif ya.
Jika tidak terlalu penting, ada baiknya tidak berutang secara konsumtif. Semua utang harus dibayar, alias jadi beban.
Bedanya dengan utang produktif adalah utang produktif bisa menghasilkan nilai tambah. Misalnya utang untuk usaha.
3. Beli barang berkualitas dan awet
Mungkin kita cukup sering ya beli barang murah berkualitas rendah, yang sekali-dua kali pakai sudah rusak.
Awalnya kita maklum, toh benda murah. Namun, pikirkan lagi, awalnya mungkin uang yang kamu keluarkan kecil, tetapi jika terbiasa beli barang murah berkualitas buruk, lama-lama kamu seperti buang-buang uang saja.
Coba hitung, dengan membandingkan dengan barang berkualitas yang kemungkinan harganya lebih mahal, masa pakai dibagi dengan harganya. Berapa rata-ratanya?
Nah, kamu akan sadar bahwa beli barang berkualitas itu lebih baik daripada beli barang murah berkualitas rendah.
Contohnya, beli sepatu KW seharga 50 ribu, tapi jebol setelah seminggu atau dua minggu dipakai. Bandingkan dengan sepatu asli berkualitas seharga 300 ribu yang bisa kamu pakai setahun (hanya ilustrasi, penggunaan setiap barang berbeda-beda setiap orang).
Rp300.000/365 = Rp821,9
Rp50.000/14 = Rp3.571,4
Kan, harga sebenarnya adalah lebih murah barang berkualitas.
4. Bertanya sebelum membeli, apakah butuh?
Tanyalah pada diri sendiri, butuh atau hanya ingin?
Jika jawabannya hanya karena ingin, sebaiknya kamu menunda membeli barang tersebut. Ini berlaku untuk barang pembalian barang kecil (murah) maupun untuk pembelian dengan uang besar.
Sering kan, beli barang karena sekadar ingin beli saja, akhirnya barang itu tidak dipakai, atau sekadar ditaruh di rumah. Bukannya bermanfaat, malah menuh-menuhin rumah.
5. Buat dan ikuti daftar belanjaan yang dibuat
Kalau mau ke pusat perbelanjaan, pastikan kamu tujuan yang jelas mau beli barang apa saja.
Beberapa orang mungkin mudah sekali tergoda ya untuk membeli macam-macam di luar list, mentang-mentang sedang punya uang.
Tadinya mau beli gula, eh lihat ada snack jadinya ingin beli.
Jangan lama-lama di supermarket pokoknya, fokus pada barang target saja.
6. Miliki asuransi, agar keuangan aman
Ya, asuransi. Asuransi bukan investasi ya. Asuransi penting seperti kesehatan itu membantu banget ketika kita butuh saat sakit.
Dengan asuransi kita tercegah dari pengeluaran besar yang tidak terduga seperti (semoga tidak terjadi) sakit parah. Sudah begitu, orang kalau sakit tentunya tidak bisa kerja juga kan.
Nah, asuransi itu wajib kamu punya, minimal BPJS Kesehatan ya. Kalau bisa sih asuransi jiwa juga, untuk jaga-jaga orang yang kita tanggung biaya hidupnya seperti istri dan anak.
7. Membeli barang grosiran
Beli dalam partai besar biasanya lebih murah. Karenanya, orang seringkali mengagendakan belanja bulanan, agar bisa beli sekaligus untuk kebutuhan dalam waktu tertentu. Karena beli dalam partai besar biasanya lebih murah.
Belanja bulanan juga perlu memperhatikan tempat beli. Ini bisa kembali ke poin pertama, harus tahu harga. Di mana yang jual dengan harga grosir, biasanya di situ kita bisa dapat harga lebih murah.
8. Hentikan kebiasaan buruk, seperti merokok
Kebiasaan kecil tapi lumayan menggerogoti keuangan. Memang sesuatu yang sangat sulit menghentikan kebiasaan merokok, tetap pecayalah sudah banyak orang yang membuktikan bisa berhenti merokok kok.
Ya mungkin sebagian orang berhenti merokok karena penyakit, namun intinya orang bisa berhenti merokok!
Merokok hanya salah satu contoh kebiasaan buruk ya. Kebiasaan ngemil juga buruk, selain buat kantong juga buat kesehatan.
Ingat, kesehatan itu investasi penting.
9. Membawa bekal ke tempat kerja, kampus atau sekolah
Daripada beli makanan di luar, membawa bekal bisa lebih sehat buat kantong dan tubuh.
Lagi pula, biasanya orang kalau sudah masuk tempat makan tidak hanya beli makanan pokoknya saja, mereka juga akan beli printilan-printilan lain.
Nah, bagaimana kalau tidak bisa atau tidak ada yang memasak di rumah?
Carilah tempat makanan rumah yang enak dan harganya bersahabat. Beli atau langganan untuk bekal.
10. Pertimbangkan dahulu membeli barang 1 minggu sebelum membeli barang mahal
Wuih... Realme keluarkan HP baru nih, ada upgrade teknologi.
Wah, Honda keluarkan mobil anyar dengan teknologi pintar nih, bagaimana kalau kita ganti mobil?
Stop! Jangan mudah tergoda.
Jika memang mau membeli barang-barang berharga mahal, harus kalian pikir ulang. Minimal pikirkan seminggu.
Kalau mobil, tentunya bisa lebih lama lagi untuk memikirkan ulang.
Menunda membeli barang akan membuat kita berpikir lebih rasional untuk meninjau apakah kita benar-benar butuh atau hanya ingin.
9 Komentar
Terutama yang bagian jagan berhutang konsumtif
Hutang konsumtif biasanya lebih karena keinginan, bukan kebutuhan
Alih-alih membawa keuntungan yang ada malah rugi karena nilai barangnya turun