Receh.in - Mirae Asset Sekuritas dengan kode broker YP merupakan perusahaan sekuritas asing yang paling banyak diminati oleh investor domestik untuk transaksi di pasar saham.
Saat ini perusahaan sekuritas ini memiliki kantor pusat di District 8, Treasury Tower lantai 50, Jalan Jendral Sudirman Kav 52-54, Jakarta 12190.
Di Bursa Efek Indonesia, YP ini terkenal sebagai salah satu broker yang digunakan oleh ritel maupun bandar dengan nilai transaksi harian yang besar, dan kerap menjadi yang terbesar di antara broker-broker lainnya.
Misalnya saja, pada periode 23 - 27 Mei 2022, nilai transaksi melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rp10,8 triliun dalam sepekan, mengalahkan UBS Sekuritas Indonesia (Kode Broker AK) Rp8,6 triliun dan J.P. Morgan Sekuritas Indonesia (Kode Broker BK) Rp6,8 triliun.
Mirae Asset Sekuritas lndonesia dimiliki oleh Mirae Asset Securities (HK) Limited dengan kepemilikan saham 99%, serta PT AITI Investment 0,51% dan PT SNET Indonesia 0,49%.
Secara global, perusahaan masuk dalam kelompok usaha Mirae Asset Financial Group. Kelompok usaha asal Korea Selatan ini menaungi 11.860 karyawan yang bekerja di 15 pasar global, dengan nilai penyertaan modal mencapai Rp205,80 triliun, menurut website resmi perusahaan.
Sementara itu total aset klien yang ditangani mencapai Rp9.231,60 triliun.
Untuk di Mirae Asset Sekuritas lndonesia sendiri menaungi 522 karyawan per akhir 2021, dengan nilai transaksi setahun Rp697,29 triliun. Mereka juga memiliki 33 galeri investasi yang tersebar di seluruh Tanah Air.
Sedangkan jasa layanan yang diberikan di Indonesia adalah perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek. Untuk izin usaha sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek masing-masing diperoleh pada 09 Maret 1992 dan 24 September 2014.
Profil Legalitas
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia—sebelumnya PT
Daewoo Securities Indonesia—(Perusahaan) didirikan dengan akta Notaris Rachmat
Santoso, S.H., No. 221 tanggal 25 Mei 1990.
Berdasarkan akta Notaris Yurisa Martanti S.H.,
M.H., No. 6 tanggal 9 Desember 2016, nama Perusahaan diubah menjadi PT Mirae
Asset Sekuritas Indonesia. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-
0023683.AH.01.02 tanggal 9 Desember 2016.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Dr. Yurisa
Martanti S.H., M.H., No. 15 tanggal 26 Juni 2020 tentang perubahan komposisi
dewan komisaris dan dewan direksi Perusahaan.
Perubahan ini telah disetujui Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No.
AHU-0100849.AH.01.11.Tahun 2020 tanggal 26 Juni 2020 serta telah diberitahukan,
diterima, dan dicatat di dalam basis data Sistem Administrasi Badan Hukum
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.
AHU-AH.01.03-0261560 tanggal 26 Juni 2020.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Perusahaan meliputi perantara perdagangan efek dan penjamin
emisi efek.
Perusahaan adalah anggota dari Bursa Efek
Indonesia dengan SPAB070/JATS/BEJ.l.1/V/1995 dan telah memperoleh izin usaha
sebagai perantara pedagang efek dari keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) berdasarkan Surat No. KEP-135/PMl/1992
tanggal 9 Maret 1992.
Perusahaan memperoleh izin sebagai penjamin
emisi efek dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (efektif sejak tanggal 1
Januari 2013 menjadi Otoritas Jasa Keuangan - OJK) dengan Surat Keputusan No.
KEP-45/D.04/2014 tanggal 24 September 2014.
Induk perusahaan dari Perusahaan adalah Mirae Asset Securities Co., Ltd.
Dewan Manajemen Mirae Asset Sekuritas lndonesia
Nama |
Jabatan |
Kim Sang Joon |
Komisaris Utama |
Samsul Hidayat |
Komisaris Independen |
Tae Yong Shim |
Direktur Utama |
Daewoong An |
Direktur |
Kinerja Keuangan
Total pendapatan usaha Mirae Asset Sekuritas lndonesia pada 2021 mencapai Rp910,26 miliar, naik dari 2020 yag sebesar Rp609,72 miliar. Di sisi beban usaha juga naik dari Rp335,95 miliar pada 2020 menjadi Rp529,84 miliar pada tahun 2021.
Laba bersih yang diperoleh selama tahun lalu mencapai Rp397,16 miliar, naik dari Rp264,30 miliar pada 2020.
Total aset perusahaan pada 2021 turun menjadi Rp4,34 triliun dari posisi akhir 2020 sebesar Rp5,53 triliun.
0 Komentar