Receh.in – PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) merupakan anak usaha Bank BRI yang bergerak di bidang perbankan mikro. Bank Raya Indonesia didirikan dengan Akta No. 27 Notaris Raden Soekarsono, S.H. pada 27 September 1989.
Izin sebagai bank umum diperoleh berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1347/KMK.013/1989 tertanggal 11 Desember
1989 dan Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 22/1037/UPPS/PSbD tanggal
26 Desember 1989.
Perubahan status bank dari perseroan tertutup
menjadi perseroan terbuka berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 1
tanggal 2 Desember 2002 di hadapan Notaris Siti Rayhana, S.H.
Pada 8 Mei 2006, Bank mendapatkan izin sebagai bank devisa berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
8/41/KEP.GBI/2006.
Pada 2012, PT Bank Agroniaga Tbk
melakukan perubahan nama menjadi PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI
Agro) sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 30 tanggal 16 Mei 2012
yang dibuat dihadapan Notaris Rusnaldy, S.H.
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
melakukan perubahan nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) sesuai
dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 24 tanggal 27 September 2021 yang
dibuat dihadapan Notaris M. Nova Faisal, S.H., M.Kn. yang yang telah diterima
dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-0052731.AH.01.02.TAHUN 2021 tanggal 27
September 2021.
Perubahan
itu disetujui oleh Otoritas Jasa
Keuangan dalam Salinan Keputusan Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I
Otoritas Jasa Keuangan No. KEP- 65/PBI.1/2021 tanggal 1 November 2021 yang diterima
Bank pada tanggal 5 November 2021 melalui surat Otoritas Jasa Keuangan No.
S-426/PB.12/2021.
Kantor pusat Bank Raya Indonesia berlokasi di Gedung Raya, Jl. Warung Jati Barat No. 139, Jakarta.
Pada 31 Desember 2021, Bank Raya Indonesia memiliki kantor-kantor sebagai berikut (tidak diaudit):
- Kantor Pusat Non Operasional 1
- Kantor Cabang 12
- Kantor Cabang Pembantu 15
- Kantor Kas 3
- E-Buzz 1
Entitas induk Bank Raya Indonesia adalah PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan BBRI dimiliki
oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas.
Di bawah BRI, Bank Raya melakukan pembaruan demi merayakan tumbuhnya Gig Economy — sejalan dengan keinginan untuk menjadi The Best Digital Bank for Agri and Beyond dengan menjadi House of Fintech dan Home for Gig Economy.
"Kami adalah perusahaan pertama yang mempercepat pencairan pinjaman digital melalui Pinang, produk pinjaman digital full-service pertama. Dan sekarang, kami memasuki model bisnis baru agar dapat memaksimalkan value bagi pemegang saham kami dengan memberikan kenyamanan bagi pelanggan dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi bagi mitra dan karyawan," Kaspar Situmorang, CEO Bank Raya.
Akuisisi Bank
Pada 19 Agustus 2010, Dana Pensiun Perkebunan selaku pemegang 95,96% saham Bank (Bank Raya Indonesia) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Saham untuk mengakuisisi saham Bank dengan total nominal sebesar Rp330.296.054 untuk 3.030.239.023 lembar saham dengan harga Rp109 (Rupiah penuh) per lembar.
Komposisi kepemilikan saham Bank setelah
akuisisi dan setelah dilakukan penjualan saham kembali kepada publik oleh BRI
adalah 76% dimiliki oleh BRI, 14% Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) dan 10%
publik.
Akuisisi ini diselesaikan pada 3 Maret 2011,
berdasarkan Akta Akuisisi No. 14 Notaris Fathiah Helmi, S.H., dimana BRI
memiliki 88,65% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam
Bank, sebagaimana dimuat dalam Akta No. 68 tanggal 29 Desember 2009, Notaris Rusnaldy,
S.H.
Hal tersebut di atas telah mempertimbangkan
efek dari Waran Seri I yang dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 25 Mei 2011.
Untuk
memenuhi Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-259/BL/2008,
tanggal 30 Juni 2008, tentang “Pengambilalihan Perusahaan Terbuka”, BRI sebagai
pengendali baru Bank diwajibkan untuk melaksanakan Penawaran Tender terhadap
saham Bank yang dimiliki pemegang saham publik.
Pernyataan Penawaran Tender telah dinyatakan
efektif pada tanggal 4 Mei 2011 berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No.
S-4985/BL/2011 dan telah diumumkan pada 2 (dua) surat kabar harian nasional
pada tanggal 5 Mei 2011 dan berakhir pada tanggal 24 Mei 2011.
Pada tanggal penutupan masa Penawaran Tender,
terdapat 113.326.500 lembar saham (3,15% dari seluruh saham Bank) yang dibeli
oleh BRI dari publik. Harga Penawaran Tender yang digunakan adalah sebesar
Rp182 per lembar.
Pada 1 Juli 2011, BRI melakukan penjualan
saham kepada Dapenbun sejumlah 256.375.502 lembar atas eksekusi opsi beli
Dapenbun dengan harga Rp109 per lembar.
Sesuai
dengan peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1, jangka waktu
pengembalian penawaran tender adalah selama 2 (dua) tahun, namun khusus untuk
Bank, BRI wajib memenuhi minimal kepemilikan saham publik sebesar 10%, paling lambat pada 24 Mei 2013.
Hal ini untuk memenuhi Surat Bursa Efek Indonesia No. S-06472/BEI.PPJ/09-2011 tanggal 23 September 2011
mengenai perpanjangan batas waktu peningkatan kepemilikan saham publik.
Sampai dengan 31 Desember 2011, saham
Bank yang berhasil dijual ke publik sebesar 500.000 lembar saham, sehingga
kepemilikan saham BRI di Bank pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi
79,78% dan Dapenbun 14%.
Selama 2012 dan sampai dengan tanggal 24 Mei 2013 tidak terdapat penjualan saham, sehingga kepemilikan saham publik untuk memenuhi Surat Bursa Efek Indonesia No. S-06472/BEI.PPJ/09-2011 tanggal 23 September 2011 sebesar 10% pada tanggal 24 Mei 2013, tidak dapat dipenuhi BRI karena tidak aktifnya harga saham Bank di pasar modal.
Laporan Keuangan Bank Raya Indonesia 2021
Kinerja Saham AGRO
Untuk melihat data terkini harga saham AGRO bisa melalui IDX atau Google Finance.
Manajemen Perusahaan
Direksi
Nama |
Posisi |
Terafiliasi |
Kaspar Situmorang |
Direktur Utama |
No |
Ernawan |
Direktur |
No |
Akhmad Fazri |
Direktur |
Yes |
Dedy Hendrianto |
Direktur |
Yes |
Bhimo Wikan Hantoro |
Direktur |
No |
Komisaris
Nama |
Posisi |
Independen |
Rudhy Sidharta |
Komisaris Utama |
No |
Eko B. Supriyanto |
Komisaris |
Yes |
Rina Sa'adah |
Komisaris |
Yes |
Rama G. Notowidigdo |
Komisaris |
Yes |
Achmad F.C. Barir |
Komisaris |
No |
Pemegang Saham
Nama |
Jenis |
Jumlah |
Persentase |
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk |
Lebih dari 5% |
19.498.475.601 |
85,72% |
Masyarakat |
Kurang dari 5% |
3.248.051.111 |
14,28% |
Saham Treasury |
Saham Treasury |
0 |
0% |
Rudhy Sidharta |
Komisaris |
0 |
0% |
Eko B. Supriyanto |
Komisaris |
0 |
0% |
Rina Saadah |
Komisaris |
0 |
0% |
Rama Notowidigdo |
Komisaris |
0 |
0% |
Achmad F.C Barir |
Komisaris |
1.216.287 |
0,01% |
Kaspar Situmorang |
Direksi |
3.003.336 |
0,01% |
Akhmad Fazri |
Direksi |
0 |
0% |
Ernawan |
Direksi |
6.318.321 |
0,03% |
Dedi Hendrianto |
Direksi |
50.086 |
0% |
Bhimo Wikan Hantoro |
Direksi |
2.552.642 |
0,01% |
0 Komentar