Receh.in – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) meraih laba hingga Rp14,42 triliun pada
kuartal I/2022.
Namun, laba
bukan didapat dari kegiatan ecommerce perusahaan, melainkan hasil investasi di PT Allo Bank Tbk. (BBHI). Walau begitu, sejumlah indikator untuk bisnis utamanya membaik.
Laporan keuangan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) sendiri sudah dirilis hari ini, Kamis
(28/4/2022), bisa dicek di bawah.
Dalam
laporan keuangan itu, Bukalapak membukukan kenaikan pendapatan
sebesar 86% menjadi Rp788 miliar dari periode yang sama
tahun sebelumnya.
Pendapatan Mitra pada kuartal I/2022 meningkat sebesar 227% menjadi Rp472
miliar, atau naik sebesar 47 persen dibandingkan kuartal IV/2021.
Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan
BUKA meningkat dari 34% pada kuartal I/2021 menjadi 60% pada kuartal I/2022.
BUKA mencatat laba operasional sebesar Rp14,42
triliun pada kuartal I/2022. Capaian ini berbalik dari rugi Rp328 miliar pada
kuartal I/2021.
Di sisi
lain, Bukalapak mencatat pertumbuhan Total Processing Value (TPV)
selama 3 bulan pertama 2022 sebesar 25%
year on year menjadi Rp34,1 triliun.
Gerak Saham BBHI yang Bikin BUKA Cuan Berkarung-Karung
Tren bank digital membuat harga saham Allo Bank (BBHI) yang di bawah Mega Corp (Chairul Tanjung) naik tinggi. Masuknya Bukalapak ke BBHI juga menjadi sentimen penting.Bank ini berdiri sejak 1993 dengan nama Bank Arta Griya, kemudian berubah menjadi Bank Harda Griya hingga 1996.
Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 2015. Kemudian per 2 November 2020, Mega Corp telah mengakuisisi Bank Harda Internasional dengan nilai Rp308 miliar.
Mega Corp berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp1 triliun, dimana saat diakuisisi modal inti Bank Harda Internasional baru Rp300 miliar.
Laporan Keuangan Lengkap Bukalapak.com Kuartal 1/2022
Penjelasan Bukalapak
Sementara
itu, dalam penjelsannya kepada Bursa, Bukapak menyatakan aset keuangan lancar
lainnya yaitu Rp15.5 triliun pada 31 Maret 2022, meningkat sebesar Rp14,8
triliun atau 2.257% dibandingkan pada 31 Desember 2021 yaitu Rp657 miliar.
Peningkatan
tersebut terutama berasal dari investasi pada saham tercatat di bursa sebesar Rp14,8
triliun termasuk didalamnya penyesuaian terhadap nilai wajar pasar saham sebesar
sebesar Rp13,5 triliun.
Investasi
jangka panjang yaitu Rp2,3 triliun pada 31 Maret 2022, meningkat sebesar Rp2,2 triliun
atau 3.916% dibandingkan pada 31 Desember 2021 yaitu Rp56 miliar.
Peningkatan
tersebut seluruhnya berasal dari investasi di venture capital termasuk
didalamnya penyesuaian atas nilai wajar investasi sebesar Rp1,8 triliun.
Investasi
pada entitas asosiasi sebesar Rp775 miliar, meningkat sebesar 100% dibandingkan
pada tanggal 31 Desember 2021 yaitu nilhil.
Peningkatan
seluruhnya berasal dari investasi Perseroan pada PT Allo Fresh Indonesia. Kas
dan setara kas sebesar Rp20 triliun, menurun sebesar Rp4,7 triliun atau 19% dibandingkan
pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp24,7 triliun. Penurunan terutama disebabkan
untuk investasi, pembayaran atas beban operasional dan hutang jangka pendek.
Penurunan Total Liabilitas Kelompok Usaha
Pinjaman
bank jangka pendek sebesar nihil pada 31 Maret 2022, menurun sebesar Rp2 triliun
atau 100% dibandingkan pada 31 Desember 2021 sebesar Rp2 triliun. Penurunan disebabkan
oleh pelunasan atas fasilitas pinjaman jangka pendek di PT Bank DBS Indonesia
tersebut.
Liabilitas
atas pembayaran berbasis saham jangka pendek sebesar Rp589 miliar pada 31 Maret
2022, meningkat sebesar Rp580 miliar atau 6.383% dibandingkan pada 31 Desember 2021
sebesar Rp9 miliar. Peningkatan karena pengakuan biaya atas management stock option
program “MESOP”.
Beban
akrual sebesar Rp609 miliar pada tanggal 31 Maret 2022, meningkat sebesar Rp171
miliar atau 39% dibandingkan pada tanggl 31 Desember 2021 sebesar Rp438 miliar.
Penigkatan terutama berasal dari akrual atas biaya mitra sebesar Rp91 miliar,
biaya teknologi informasi sebesar Rp41 miliar dan biaya fasilitas dan
operasional sebesar Rp19 miliar.
“Direksi
Perseroan berkeyakinan bahwa peningkatan total aset Perseroan pada tanggal 31
Maret 2022 tersebut menunjukan semakin membaiknya kinerja Perseroan dalam
mengelolah aset yang dimiliki,” kata Natalia Firmansyah, Direktur Bukalapak,
dalam keterangan tertulis.
0 Komentar