Receh.in – Gotrade yang terkenal sebagai platform jual-beli saham luar negeri,
kini sudah resmi beroperasi di Indonesia dengan memakai nama Gotrade
Indonesia.
Untuk bisa
beroperasi di Tanah Air, Gotrade bekerja sama dengan
Valbury Asia Futures, Jakarta Future Exchange, Kliring Berjangka Indonesia,
serta diawasi ketat oleh Bappebti.
Kehadiran Gotrade
Indonesia ini tentunya memudahlan Investor yang mau beli
saham-saham luar negeri harus membuat akun sekuritas di negara tersebut yang
prosesnya ribet dan tidak
murah.
Gotrade sendiri merupakan platform investasi
yang sudah berdiri sejak 2019 yang sudah punya pengguna di 150 negara.
Hanya di Indonesia, Gotrade bikin aplikasi
khusus untuk menyesuaikan regulasi dan aturan yang ada, sekaligus menjawab
kecemasan masyarakat Indonesia terkait dengan legalitas.
Prduk Gotrade Indonesia
juga berbeda dengan skema CFD (contract for differences). CFD adalah kontrak
yang nilainya disamakan dengan suatu aset, namun kita sendiri gak memiliki
asetnya.
Apa yang
ditawarkan Gotrade Indonesia adalah Fully Backed Stock
Contract. Jadi kontrak saham yang kita beli melalui Gotrade Indonesia beneran ada
saham aslinya yang dibeli oleh Valbury sehingga kamu berhak menerima hak-hak
investor sebagaimana umumnya, contohnya dividen.
Polemik
soal keabsahan lisensi Gotrade di Indonesia memang sempat mencuat.
Platform yang
dahulu bernama TR8 Securities, terdaftar di Labuhan, Malaysia, dan bermitra
dengan Alpaca sebagai broker yang memiliki lisensi FINRA dan perlindungan SIPC
di Amerika Serikat.
Perusahaan
keuangan memang tidak bisa langsung menawarkan saham-saham negara asing di
Indonesia. Sebagai jalan keluar, Gotrade bermitra dengan Valbury.
Gotrade juga
akan mempublikasikan semua biaya secara transparan kepada publik. Mereka
mengklaim hanya membebankan 1,20% dalam biaya FX.
Proses
tersebut setelah melewati pajak, pertukaran, dan biaya peraturan--tanpa
menyembunyikan biaya lain. Selain itu, semua proses transaksi akan dilewatkan
Kliring Berjangka Indonesia sesuai regulasi.
Semua
perdagangan yang dilakukan di Gotrade Indonesia dilakukan berdasarkan kontrak
antara pengguna dan Valbury. Berikutnya Valbury akan memasukkan transaksi ke
Alpaca dan semua kontrak diklaim didukung oleh saham asli di Amerika Serikat.
Untuk setiap lembar atau fraksi saham yang dipegang pengguna di Gotrade
Indonesia, akan ada saham yang bersesuaian yang dipegang Valbury di Alpaca.
Pada tahap
awal ini, pengguna bisa bertransaksi di 50 saham perusahaan melalui Gotrade
Indonesia. Ke depannya Gotrade berharap bisa memudahkan transaksi untuk semua
yang saham yang sudah dikelolanya, layakanya di platform Gotrade Global.
Gotrade sediri
didirikan pada 2019 oleh David Grant, Norman Wanto, dan Rohit Mulani. Mereka
juga tengah bergabung dalam program akselerator Y Combinator [YC menjadi salah
satu investor tahap awalnya].
Tahun lalu
mereka telah mengumpulkan US$7 juta atau setara Rp101 miliar pendanaan dalam
putaran awal yang dipimpin oleh LocalGlobe.
Turut
terlibat Social Leverage, Picus Capital, dan Raptor Group, serta angel investor
yang terkait dari petinggi GoCardless, Skyscanner, Morgan Stanley, Deutsche
Bank, dan Rapyd.
Co-Founder
& CEO Gojek Kevin Aluwi turut serta menjadi angel investor.
Sejumlah
pemodal ventura lokal juga terlibat di dalamnya, di antaranya Amand Ventures,
Prasetia Dwidharma, dan Brama One Ventures. Yang terakhir adalah pemodal
ventura berbasis di Surabaya yang telah berinvestasi di sejumlah startup,
termasuk Ayoconnect, Halodoc, NalaGenetics, dan lain-lain.
0 Komentar