“Baru tanggal belasan kok uangku di tabungan
sudah tipis ya ...”
“Maaf, saya gak ikutan pergi, dana di
tabunganku sudah gak ada …”
“Belanja segitu saja bawa duit 300 ribu kok ya
gak ada sisanya …”
Kalimat-kalimat di atas tentu sangat biasa di telinga karena sering sekali terdengar dilontarkan oleh teman-teman kita
atau bahkan oleh pasangan kita sendiri?
Tentunya kita sendiri tidak ingin mengalami
kondisi keuangan yang seperti itu. Ada cara cerdas dalam mengelola keuangan
agar cash flow atau aliran uang kita tidak pernah menjadi negative atau besar
pasak daripada tiang alias pengeluaran lebih besar dari pendapatan.
Menabung Dulu, Baru Belanja
Inilah kebiasaan yang sering kita temui di antara teman-teman kita, mereka tidak memiliki tabungan khusus.
Tentu saja mereka punya rekening tabungan di bank, gajian semua masuk di rekening tersebut, tabungan pun juga berada di rekening yang sama. Dan yang terjadi adalah pola menabungnya pun menjadi salah.
Begitu gajian, mereka pergi bersenang-senang dan belanja-belanja... kalau ada sejumlah sisa dari uang gajian ya sejumlah itulah yang masuk ke dalam tabungan.
Tepatnya masuk ke rekening bank, bukan ke rekening tabungan.
Bulan demi bulan berlalu, tahun demi tahun berlalu, ketika uang dalam rekening jumlahnya agak banyak mereka mulai belanja barang-barang yang lebih mewah dan lebih berkelas sehingga jumlah uang di rekening “tabungan” itupun tidak pernah bertambah menjadi besar.
Malah yang sering hanya sisa sedikit saja.
Pola menabung ini harus kita ubah, jangan ditiru.
Kita harus punya akun rekening bank yang lain yang benar-benar berfungsi sebagai wadah penampung uang yang kita kumpulkan.
Ambil minimal 20% dari gaji
anda untuk disimpan di tabungan ini dan segera masukkan begitu terima gaji.
Bukan di akhir bulan setelah selesai belanja-belanja.
Jangan Terlalu Sering Pergi
Beban pekerjaan yang berat di kantor membuat kita stress dan nasihat yang sering terdengar adalah bersantailah, dan yang kita sering lakukan adalah pergi keluar entah untuk jalan-jalan lah, untuk cuci mata lah atau yang lainnya.
Bila terlalu sering maka malah membuat keuangan
kita jadi membengkak. Kita harus bijak dalam memutuskan kapan waktunya
berpergian, menghilangkan stress tidak harus selalu pergi ke luar yang
menghabiskan banyak biaya.
Pangkas Kebutuhan yang Tidak Perlu
Kita harus bisa membedakan mana kebutuhan yang primer dan kebutuhan yang sekunder.
Agar keuangan terkelola dengan baik, kita harus berani tegas terhadap diri sendiri dalam memangkas kebutuhan yang tidak perlu.
Misalnya pada saat akan membeli pesawat televisi terkadang kita akan tergoda melihat betapa bagusnya kualitas gambar TV LED terbaru bahkan sampai membeli pesawat TV yang ukurannya paling besar.
Kita bahkan lupa kalau ukuran kamar kita masih imut yang tidak cocok dikasih TV sebesar itu.
Ya, memang kebutuhan akan hiburan di jaman sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer namun TV LED ukuran big size masih termasuk barang mewah yang akan membuat keuangan kita terganggu.
Lebih baik selisih uangnya kita masukkan tabungan.
Berfikir Sebelum Membeli
Janganlah kita membeli sesuatu tanpa ada perencanaan.
Jagan asal pergi ke mal ada barang bagus langsung keluarkan dompet dan beli.
Kalaupun tertarik dengan barang itu ada baiknya kita beri masa cooling down sejenak untuk memikirkan dan mempertimbangkan apa benar barang tersebut harus dibeli saat itu juga?
Apakah memang tidak ada barang di rumah yang manfaat dan kegunaannya sama?
Kita harus belajar mengendalikan diri dari nafsu
belanja yang akan merugikan keuangan kita apabila terlalu sering belanja tanpa
dipikirkan terlebih dahulu.
Berinvestasi
Salah satu kiat sukses dari Taipan besar Hong Kong Li Kashing selain menabung 20% dari penghasilan adalah menggunakan 20% lagi dari penghasilan untuk berinvestasi.
Sekecil apapun penghasilan kita akan selalu ada instrument investasi yang bisa kita pilih.
Dengan demikian uang kita tidak akan diam saja tapi bisa menjadi sumber penghasilan yang akan menjamin isi tabungan kita tidak menjadi tipis di akhir bulan.
Mari cerdas finansial...
0 Komentar