Receh.in – Sudah
dengar belum, emiten konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII)
menjadi investor baru PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), pengelola jaringan
Rumah Sakit Hermina.
Astra masuk sebagai investor melalui private placement senilai Rp45 miliar. Private placement adalah pelepasan
saham suatu perusahaan oleh pemegang saham tertentu tanpa melalui penawaran
umum, tetapi hanya ditujukan kepada sekelompok kecil investor
Dalam aksi korporasi tersebut, seperti disampaikan dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Astra membeli 30
juta saham baru Hermina di harga pelaksanaan Rp1.500 per saham, lebih
tinggi dari harga pasar Rp1.345 per saham.
Nah, dana hasil private placement
akan digunakan oleh Hermina untuk kebutuhan modal kerja dan belanja modal
(capex) perseroan. Saham baru tersebut telah dicatatkan di bursa pada 7 April
2022.
Setelah private
placement ini, jumlah saham disetor Hermina bertambah dari sebelumnya 14,89
miliar saham menjadi 14,92 miliar saham. Adapun proporsi kepemilikan Astra
sebesar 0,2%.
Sebelum private placement, Hermina cukup
sering melakukan aksi pembelian kembali (buyback)
saham.
Pada kurun 2021-2022, perseroan sudah sembilan kali melakukan buyback dengan
nilai transaksi masing-masing berkisar antara Rp30-100 miliar.
Meskipun porsi kepemilikannya kecil, investasi
Astra di Hermina dapat semakin melengkapi bisnis perseroan.
Dikutip dari Bisnis.com, Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti membenarkan Astra telah berinvestasi di Rumah Sakit Hermina.
"Kami melihat bahwa peluang di sektor pelayanan kesehatan di tanah air masih sangat luas, terutama dengan investasi ke bisnis rumah sakit," ujarnya, Jumat (8/4/2022).
Adapun bagi Hermina, masuknya Astra semakin menambah investor strategis
perseroan.
Pada Maret 2021, perusahaan private equity
yang berfokus pada bidang kesehatan di Asia, Quadria Capital, juga telah masuk
sebagai pemegang saham minoritas perseroan.
Kinerja HEAL
Medikaloka Hermina sendiri selama 2021 membukukan pertumbuhan laba bersih 8,7% year on year (yoy) menjadi Rp230 miliar.
Meskipun laba kotor tergerus -42,8% akibat pendapatan turun –22,2%, beban usaha dapat ditekan (-40,8%) dan beban pajak penghasilan juga turun (-80,7%).
Secara kumulatif selama 2021, kinerja Hermina meningkat. Laba bersih melesat +112,0% yoy menjadi Rp1,0 triliun.
Dari sisi operasional, jumlah hari rawat inap (inpatient days) meningkat +20,7% menjadi 1,1 juta hari dibandingkan 937 ribu hari pada 2020, juga melampaui sebelum pandemi (2019) sebanyak 958 ribu hari. Kunjungan pasien rawat jalan juga meningkat +11,5% menjadi 5 juta kunjungan.
0 Komentar