Receh.in - Pemerintah telah menyampaikan nota keuangan sekaligus rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) tahun 2022.
RAPBN ini memberikan kita gambaran apa yang akan dilakukan pemerintah tahun depan dan bakal berpengaruh besar pada masyarakat Indonesia, termasuk iklim dunia usaha.
Bagi pelaku pasar saham, RAPBN juga bisa dicermati terkait dengan peluang kinerja emiten tahun depan.
Misalkan, emiten infrastruktur bakal kebagian proyek seberapa besar? Sektor apa saja yang jadi prioritas dan bakal menerima aliran dana yang cukup besar? Dan sebagainya.
Berikut adalah PDF Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2022.
Pemerintah menilai bahwa perekonomian pada 2022 akan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain keberhasilan penanganan Covid-19, pulihnya konsumsi masyarakat, implementasi reformasi struktural, dan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Kebijakan penanganan Covid-19 yang dilakukan secara komprehensif dan masif melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) disertai akselerasi program vaksinasi maupun sosialisasi dalam menjaga protokol kesehatan secara simultan diperkirakan mampu meningkatkan confidence masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial ekonomi.
Hal tersebut diharapkan akan mendorong kinerja konsumsi rumah tangga, yang disertai upaya Pemerintah bersama otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi yang stabil terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat.
Disebutkan pula bahwa konsumsi masyarakat tetap menjadi komponen utama yang mendukung kinerja ekonomi dengan didukung penguatan dan penyempurnaan program perlindungan sosial secara efektif dan tepat sasaran bagi masyarakat miskin dan rentan miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
Sementara itu, konsumsi Pemerintah akan diarahkan untuk pelayanan publik yang efisien disertai upaya memperkuat spending better.
Di sisi lain, berbagai langkah perbaikan iklim investasi, komitmen Pemerintah terhadap penyelesaian proyek strategis nasional yang memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap perekonomian, serta terjaganya peringkat sovereign credit rating Indonesia akan mendorong kinerja investasi.
Selanjutnya, perbaikan arus investasi akan memperkuat daya saing produk dalam negeri, sehingga mampu mendorong peningkatan ekspor.
Untuk mendorong terciptanya nilai tambah ekonomi yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah, Pemerintah berkomitmen memberikan dukungan program dan kebijakan dalam belanja negara.
Upaya perbaikan fundamental ekonomi yang dilakukan melalui reformasi struktural juga ditopang melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan peraturan pelaksanaannya.
Dengan implementasi reformasi struktural
tersebut, tren pertumbuhan ekonomi diharapkan terus meningkat sehingga
Indonesia memiliki basis pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat pada 2022.
Berdasarkan publikasi World Economic Outlook pada Juli 2021, perekonomian global pada 2022 diperkirakan berangsur pulih dan tumbuh sebesar 4,9 persen.
Pertumbuhan yang tinggi terutama pada negara berkembang yang diperkirakan akan mampu tumbuh mencapai 5,2 persen.
Dengan berbagai faktor maupun proyeksi lembaga internasional tersebut, perekonomian Indonesia tahun 2022 diperkirakan tumbuh 5,0-5,5 persen.
Namun, proyeksi tersebut disusun dalam
kondisi yang masih diselimuti risiko ketidakpastian terutama yang berasal dari
perkembangan pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian global akibat
munculnya varian baru.
Mengacu pada kerangka ekonomi makro tahun 2022, Pemerintah menyusun strategi kebijakan fiskal yang ditujukan untuk pemulihan ekonomi dan penguatan reformasi agar bersifat inklusif dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
Pemerintah akan meneruskan program pro-poor dan pro-employment untuk mengembalikan tren penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Berbekal keberhasilan dalam lima tahun terakhir sebelum pandemi tahun 2020, Pemerintah akan terus melakukan penyempurnaan programprogram perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan.
Dengan upaya tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) tahun 2022 diperkirakan berada pada kisaran 5,5-6,3 persen yang diiringi dengan penurunan tingkat kemiskinan dan tingkat ketimpangan (gini ratio) pada tahun 2022 yang diperkirakan masingmasing berada pada kisaran 8,5-9,0 persen dan 0,376-0,378.
Upaya
perbaikan indikator kesejahteraan juga tecermin dari peningkatan angka indeks
pembangunan manusia (IPM) yang diharapkan mencapai 73,41-73,46.
Pada prinsipnya, kebijakan fiskal tahun 2022 tetap akan memfokuskan pada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang dilakukan secara simultan melalui upaya reformasi struktural.
Upaya ini sejalan dengan
akselerasi progam vaksinasi serta peningkatan aktivitas ekonomi dan tingkat
kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi.
0 Komentar