Receh.in - Gara-gara pendemi, emiten nikel PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) menunda aksi korporasi penggalangan dana dengan menerbitkan saham baru (rights issue) tahun ini.
Padahal, rencanannya dana dari rights issu akan dipakai ntuk pengoperasian smelter tahap II milik perseroan.
Menurut Direktur Central Omega Resources Feni Silviani Budiman, aksi rights issue tahun ini belum bisa dilaksanakan.
“Kami berharap segera setelah pandemi ini, kalau dibilang berlalu sulit, tapi paling tidak kalau di Indonesia sudah melandai, investor luar bisa datang, kita harap saat itu kita bisa memberikan progres yang lebih baik,” katannya dalam paparan publik, seperti dikutip dari Bisnis.com.
Proyek smelter tahap II ini berlokasi di Morowali Utara dengan total investasi US$500 juta dan kapasitas produksi 220.000 ton ferro nikel per tahun.Nah, karena proyeknya belum terlaksana, akhirnya belanja modal DKFT pun sangat minim.
Dari capex 2021 Rp20 miliar tahun ini baru terealisasi Rp500-an juta.
Selanjtnya, DKFT terus melakukan negosisasi dengan sejumlah calon mitra strategis terkait dengan kelanjutan proyek strategis tersebut.
“Seperti kita tahu pengguna nikel sebagian besar dari China, komunikasi tetap ada beberapa calon mitra strategis yang kami jalin selama ini. Namun, karena keterbatasan proses negosiasi, ada beberapa bilang tunggu pandemi selesai akan site visit. Sementara, bukanya melandai malah makin tinggi Covid-19 ini, jadi terhambat lagi,” imbuhnya.
Pada perdagangan Senin (30/8/2021), saham DKFT tercatat naik 1 poin atau 0,76 persen ke 132. Hari ini saham DKFT bergerak di kisaran 130-133 dengan asing melakukan pembelian senilai Rp11,39 juta.
0 Komentar