Produk TPIA |
Receh.in - Perusahaan Petrokimia terbesar yang terintegrasi di Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah meneken kesepakatan dengan Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang Refinery unggulan dari PTT Public Company Limited (PTT), sebagai investor strategis.
Nantinya, Thaioil akan berpartisipasi dalam Penawaran Umum
Terbatas (rights issue) TPIA yang akan diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk persetujuannya.
Investasi di TPIA ini akan dilakukan melalui anak perusahaan
yang ditunjuk oleh Thaioil yang akan bertindak sebagai standby buyer untuk menjamin keberhasilan transaksi ini.
Dalam pengumuman resmi, pemegang saham utama TPIA yakni PT
Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan SCG Chemicals Co., Ltd. (SCG Chemicals),
mendukung penuh aksi korporasi untuk menyuntikkan ekuitas ke TPIA.
“Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk
pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua CAP yang
berskala global oleh anak perusahaannya, PT. Chandra Asri Perkasa (CAP2) yang
antara lain akan terdiri dari unit cracker, polymerized olefins serta fasilitas
dan utilitas terkait,” tulis manajemen TPIA dalam siaran pers, Kamis
(29/7/2021).
Hal ini sejalan dengan strategi TPIA untuk memperluas
kapasitas produksi dan skala usaha dalam melayani kebutuhan pasar Indonesia.
Total perkiraan investasi Thaioil yang memperoleh 15% kepemilikan saham di TPIA setelah right issue, dan SCG Chemicals yang
mempertahankan sekitar 30,57% dari kepemilikan saham di CAP, mencapai US$1,3
miliar.
Transaksi ini masih
mensyaratkan persetujuan regulator yang berlaku, termasuk dari OJK dan
diharapkan selesai selambat-lambatnya 30 September 2021. Hal ini akan menjadi
salah satu right issue terbesar yang
pernah dilakukan di BEI.
Kelanjutan kerja sama ini ke depan tergantung atas
keberhasilan Final Investment Decision (FID) untuk CAP2 yang ditargetkan pada 2022.
Selanjutnya Thaioil dan SCG Chemicals dapat secara kolektif berinvestasi hingga
US$0,4 miliar.
Adapun metode investasi selanjutnya ditentukan oleh para
pihak pada tahap selanjutnya dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham
CAP serta otoritas pemerintah terkait di Indonesia.
“Hasil dari right issue akan secara signifikan meningkatkan
rencana kami untuk mengembangkan kompleks petrokimia kedua kami, seiring dengan
langkah Perseroan untuk mempercepat pengambilan FID pada tahun 2022,” kata Erwin
Ciputra, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Chandra Asri.
Menurutnya, ini adalah bagian dari strategi inti perseroan untuk
memberikan pertumbuhan transformasional dalam melayani kebutuhan Indonesia,
mendukung perluasan pelanggan, dan mengembangkan industri petrokimia dalam
negeri.
“Semua ini sepenuhnya sejalan dengan seruan Presiden Joko
Widodo dan Pemerintah untuk mempromosikan kemandirian dan substitusi impor.
Kami senang memiliki Thaioil, kilang terbesar di Thailand sebagai mitra
pertumbuhan kami, yang meningkatkan keamanan pasokan bahan baku dan memperkuat posisi kami sebagai perusahaan
petrokimia terkemuka dan menjadi pilihan di Indonesia,” kata Erwin.
Sementara itu, Agus Salim Pangestu, Presiden Direktur dan
Chief Executive Officer PT Barito Pacific Tbk. mengatakan Barito pada dasarnya
percaya pada pertumbuhan melalui kemitraan.
“Saya senang memiliki Thaioil sebagai investor fundamental
lainnya di Chandra Asri, setelah melalui seleksi Investor Strategis yang kuat
dan proses yang komprehensif. Kami berharap dapat bekerja sama untuk mewujudkan
CAP2 dan menciptakan dampak Beyond
Returns yang membangun nilai berkelanjutan bagi orang-orang, bisnis dan
masyarakat di dalam dan di luar Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, Presiden dan Chief Executive Officer Thaioil Wirat
Uanarumit mengatakan bahwa kesepaktan ini adalah langkah penting bagi Thaioil
dan merupakan langkah strategis bagi perusahaan untuk memperluas rantai ke
dalam bisnis petrokimia.
“Saya senang bahwa kami dapat merampungkan proses kemitraan
ini dengan CAP, produsen petrokimia utama di pasar yang menarik seperti
Indonesia, dan untuk membantu CAP dalam tahap pertumbuhan berikutnya dengan pengembangan
dan pembangunan CAP2,” katanya.
Kemitraan ini, katanya, juga akan bersinergi dengan kolaborasi komersial antara CAP dan Thaioil
dimana Thaioil dapat memasok nafta untuk TPIA dari Clean Fuel Project (CFP)
senilai US$4,8 miliar yang dijadwalkan akan selesai pada 2023.
Hal itu meningkatkan keamanan pasokan bahan baku untuk TPIA dalam
prosesnya. “Saya yakin kemitraan ini akan berhasil dan saling menguntungkan
baik bagi CAP [TPIA] maupun Thaioil. Kami berharap dapat bekerja sama dengan
CAP untuk bersama-sama mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dan
menguntungkan di masa depan.”
TPIA adalah produsen produk Olefins: Ethylene, Propylene, Pygas, Mixed C4 dan Polyolefins: Polyethylene, Polypropylene, Styrene Monomer, Butadiene.
Transaksi ini memberikan peluang untuk kemitraan dan
pertumbuhan komersial tambahan. TPIA telah memasuki ke dalam perjanjian
penjualan dan pembelian bahan baku dengan Thaioil untuk pasokan nafta dan LPG
ke Chandra Asri Petrochemical (CAP) dan
CAP2, serta perjanjian distribusi produk yang semuanya dengan perjanjian
ketentuan jangka panjang.
Investasi di CAP2 diproyeksikan sekitar US$5 miliar.
Konstruksi diperkirakan akan memakan waktu 4 sampai 5 tahun dengan menciptakan
25.000 lapangan pekerjaan selama periode tersebut.
Proyek ini akan menggandakan kapasitas produksi Perseroan
dari saat ini 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun.
Hal ini akan membantu memenuhi pertumbuhan permintaan
domestik Indonesia yang terus meningkat, mengurangi ketergantungan impor,
mengembangkan industri petrokimia hilir lokal, mendukung visi pemerintah untuk
Industri 4.0, dan menciptakan karir jangka panjang yang bernilai tinggi.
RIGHTS ISSUE
Sebelumnya, TPIA sudah mengumumkan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada 16 Juni 2021. Disebutkan, TPIA berencana untuk menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7,17 miliar saham melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.
“Perseroan berencana untuk menggunakan seluruh dana bersih yang diperoleh dari PUT III perseroan kepada para Pemegang Saham Perseroan dalam rangka penerbitan HMETD, setelah dikurangi biaya-biaya PUT III HMETD untuk belanja modal untuk menambah kapasitas produksi Perseroan dan/atau entitas anak perseroan di masa yang akan datang,” tulis manajemen Chandra Asri.
Belanja modal tersebut dilakukan dengan melepas saham dalam jumlah sebanyak-banyaknya 7.116.479.740 atau 7,17 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp200 per saham (PUT III).
Menurut rencananya, aksi korporasi ini akan mulai efektif melakukan pernyataan pendaftaran pada 16 Agustus 2021. Selanjutnya pada 27 Agustus 2021 bakal memberikan daftar pemegang saham yang berhak memperoleh HMETD pada 27 Agustus 2021.
Adapun pencatatan saham baru di BEI dijadwalkan pada 31 Agustus 2021. Setelah itu periode perdagangan akan berlangsung pada 31 Agustus 2021 hingga 6 September 2021.
Setiap pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD nantinya akan terdilusi sebesar maksimum 28,67%.
Disebutkan pula dalam keterbukaan itu bahwa pemesan yang berhak membeli saham baru adalah para pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) perseroan pada 27 Agustus 2021 pukul 16.00 WIB.
0 Komentar