Receh.in - Saham adalah salah satu instrumen investasi dengan risiko tinggi. Namun, di balik risiko yang tinggi juga ada potensi keuntungan yang besar.
Apalagi kalau kamu beli saham perdana atau saham IPO (initial public offering). Saham IPO tidak bisa dianalisis secara teknikal karena memang belum punya 'sejarah' dalam trading harian.
Makanya, analisis yang bisa dipakai untuk menganilisis saham IPO juga lebih terbatas. Biasanya kita bisa membaca prosektus perusahaan yang akan melakukan IPO, yang versi aslinya berkisar 300-600 halaman, tergantung kompleksitasnya.
Nah, dalam IPO PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), prospektusnya sepanjang 637 halaman. Bahan itulah yang harus kamu baca untuk menganalisis fundamental perusahaan.
Ada versi ringkasnya, yaitu prospektus ringkas yang biasanya diterbitkan di media cetak. Panjang halaman memang ringkas, 2-3 halaman, namun dengan ukuran font yang sangat kecil.
Minimal, prospektus ringkas inilah yang kamu baca sebelum memutuskan untuk membeli saham IPO.
Sayangnya, jarang ada investor individu/ritel yang secara cermat membaca prospektus perusahaan yang akan IPO. Biasanya mereka mengandalkan informasi yang beredar baik di grup-grup saham, maupun berita media.
Misalnya saja kasus pencurian data pengguna. Sebagai bahan analisis tentu saja berita itu kurang memadai karena berbagai keterbatasan.
Karena itu, disarankan tetap membaca prospektus ringkas selain mencermati berita yang beredar.
Salah satu yang alpa dibahas media adalah risiko membeli saham Bukalapak.
RISIKO UTAMA
Bukalapak memiliki riwayat kerugian bersih dan mungkin tidak mencapai profitabilitas di masa depan.
Berikut penjelasan dalam prospektus yang disalin, tanpa memangkas agar tidak terdistorsi:
Perseroan mengalami kerugian bersih masing-masing sebesar Rp2.243,4 miliar, Rp2.795,4 miliar, dan Rp1.349 miliar, pada tahun 2018, 2019 dan 2020.
Kerugian bersih Perseroan terutama disebabkan oleh biaya penjualan dan pemasaran yang signifikan, khususnya promosi, yang mencakup subsidi bagi pengguna, untuk memperluas Marketplace Perseroan. Pada tahun 2018, 2019 dan 2020, biaya penjualan dan pemasaran Perseroan masing-masing sebesar 684,2%, 215,7%, dan 112,4% dari total pendapatan.
Perseroan berusaha untuk memonetisasi basis pengguna dan secara bertahap mengurangi promosi tersebut, tetapi Perseroan tidak dapat menjamin bahwa inisiatif tersebut tidak akan berdampak negatif kepada pengalaman pengguna (user experience), atau bahwa pengguna Perseroan tidak akan meninggalkan platform Perseroan.
Walaupun biaya penjualan dan pemasaran menurun pada tahun 2020 dibanding pada tahun 2019, Perseroan mengekspektasikan bahwa biaya operasional Perseroan akan terus meningkat karena Perseroan akan terus berinvestasi untuk memperluas jaringan Mitra Bukalapak, upaya pemasaran, mempekerjakan karyawan tambahan, dan terus berinvestasi dalam pengembangan dan perluasan platform Perseroan, termasuk untuk menawarkan konten dan layanan yang baru.
Terdapat kemungkinan bahwa inisiatif ini akan lebih mahal daripada yang diperkirakan oleh Perseroan dan kemungkinan bahwa peningkatan pada pendapatan Perseroan tidak dapat mengimbangi peningkatan pada biaya ini.
Perseroan dapat terus mengambil tindakan dan melakukan investasi yang tidak menghasilkan hasil keuangan jangka pendek yang optimal dan bahkan dapat mengakibatkan peningkatan kerugian operasional dalam jangka pendek tanpa jaminan bahwa Perseroan pada akhirnya akan mendapatkan manfaat atau mencapai tingkat profitabilitas yang diinginkan di jangka panjang.
RISIKO USAHA YANG BERSIFAT MATERIAL
- Risiko adaptasi layanan dan model bisnis Perseroan terhadap permintaan pelanggan dan standar industri yang terus berkembang
- Risiko persaingan usaha Perseroan
- Risiko pengelolaan pertumbuhan atau pelaksanaan strategi Perseroan
- Risiko penurunan laju pertumbuhan Perseroan
- Risiko dalam perluasan penawaran produk Perseroan
- Risiko dalam pemeliharaan dan pengembangan hubungan Perseroan dengan pedagang dan Mitra
- Risiko tuntutan dan perkara hukum
- Risiko menghadapi klaim pelanggaran HAKI
- Risiko dalam perlindungan hak atas kekayaan intelektual Perseroan
- Risiko dalam memperoleh modal tambahan
- Risiko penyediaan layanan pihak ketiga dalam platform “All-Commerce”
- Risiko penyediaan layanan logistik yang digunakan oleh pedagang Perseroan atau platform layanan logistik yang dioperasikan oleh Perseroan
- Risiko tuntutan hukum terkait perlindungan konsumen dan penerapan atas regulasi tambahan kepada industri dimana Perseroan beroperasi
- Risiko atas brand atau reputasi Perseroan
- Risiko atas produk tiruan atau ilegal pada platform Perseroan
- Risiko tidak terdeteksinya kegiatan pencucian uang atau pendanaan terorisme
- Risiko ketergantungan atas operasional layanan platform seluler dan infrastruktur internet serta jaringan telekomunikasi di Indonesia
- Risiko dalam akuisisi, investasi, atau aliansi strategis
- Risiko dalam mempekerjakan, mempertahankan, dan memotivasi karyawan kunci Perseroan
- Risiko ketergantungan pada app store untuk menyebarluaskan aplikasi seluler Perseroan
- Risiko ketergantungan pertumbuhan pelanggan dan aktivitas pada penggunaan sistem operasi, jaringan, dan standar seluler yang berada di luar kendali Perseroan
- Risiko sistem teknologi informasi Perseroan
- Risiko pengelolaan, perlindungan, dan pengungkapan data
- Risiko perlindungan informasi rahasia pelanggan, pedagang, dan jaringan Perseroan
- Risiko kesalahan dalam pemrograman yang tidak terdeteksi atau ketidakmampuan untuk menjaga layanan pelanggan Perseroan
- Risiko tidak terpenuhinya persetujuan, izin, atau surat izin tambahan yang diperlukan atau kepatuhan terhadap ketentuan undang-undang, peraturan, dan kebijakan Indonesia
- Risiko wabah penyakit menular yang serius di Indonesia atau di tempat lain
- Risiko fluktuasi penjualan musiman
- Risiko perubahan dalam rezim perpajakan Indonesia
- Risiko pengajuan keluhan kepada badan regulator, pemberitaan negatif di media, dan penyebaran laporan negatif atau tuduhan tentang kegiatan usaha di Indonesia maupun di dunia internasional kepada publik
- Risiko tidak memiliki pertanggungan asuransi yang memadai untuk menutup risiko usaha Perseroan
- Risiko perlambatan ekonomi global yang signifikan atau berkepanjangan
- Risiko perubahan persyaratan kerja sama dengan bank umum dan penyedia layanan pembayaran elektronik pihak ketiga untuk pemrosesan pembayaran dan layanan escrow di platform Perseroan
- Risiko perubahan kerja sama dengan DANA sebagai salah satu penyedia layanan pembayaran online Perseroan
- Risiko reputasi Perseroan yang menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan
- Kegagalan untuk mematuhi pengungkapan, dan pengendalian internal dan persyaratan pelaporan keuangan, dan manajemen risiko lainnya terkait perusahaan publik dapat membahayakan operasi dan kemampuan Perseroan untuk mematuhi kewajiban pelaporan berkala.
RISIKO UMUM
Perubahan ekonomi domestik, regional atau global dapat menimbulkan dampak kerugian material terhadap perekonomian Indonesia dan kegiatan usaha Perseroan.
Aktivisme dan pemogokan buruh, atau kegagalan memelihara hubungan tenaga kerja yang memuaskan dapat menimbulkan dampak merugikan bagi Perseroan
Penurunan peringkat kredit Indonesia dan perusahaan Indonesia dapat menimbulkan dampak kerugian material terhadap Perseroan dan harga pasar Saham yang Ditawarkan.
RISIKO BAGI INVESTOR
Kondisi pasar efek Indonesia atau di wilayah lain dapat mempengaruhi harga atau likuiditas Saham yang Ditawarkan dan ketiadaan pasar sebelumnya bagi saham tersebut dapat berkontribusi pada likuiditas yang rendah.
Harga Saham Perseroan mungkin mengalami fluktuasi di kemudian hari
Penjualan saham Perseroan di masa depan mungkin menimbulkan dampak merugikan terhadap harga pasar saham tersebut.
Kemampuan Perseroan untuk membayar dividen di kemudian hari
Risiko dilusi terhadap kepemilikan saham Perseroan
Nilai Aset Bersih ("NAB") per Saham yang Ditawarkan dalam Penawaran Bersama ini mungkin jauh lebih rendah dibandingkan Harga Penawaran, dan dalam hal ini, Anda akan mengalami dilusi yang substansial dan bersifat segera.
Saham yang dicatatkan di BEI tunduk pada ketentuan penolakan otomatis BEI
0 Komentar