Bulan Mei 2021 menjadi bulan kehilangan bagi sejumlah manajer investasi. Bagaimana tidak, puluhan triliun dana haji yang semula ditaruh di reksa dana terproteksi ditarik di saat bersamaan dan dipindah ke instrumen lain.
Adalah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) selaku pengelola dana haji yang mengurangi porsi investasi di beberapa efek di pasar modal.
Sebagai gantinya, lembaga pengelola dana publik ini meningkatkan porsi investasinya pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara.
Informasi Humas BPKH yang dikutip dar CNBCIndonesia, satu-satunya investasi yang dimiliki oleh BPKH di pasar modal adalah Reksa Dana Penyertaan Terbatas Syariah UMKM di PT PNM Investment Management.
Nilai yang berkurang drastis adalah reksa dana terproteksi syariah yang pada akhir April 2021 masih Rp 35,95 triliun, pada Mei 2021 semuanya diredeem sampai bersih. Penarikan juga terjadi di RD Pasar Uang, namun nilainya tidak signifikan, dari Rp2,05 triliun kini menyisakan Rp 114 miliar.
BPKH baru menempatkan dana di pasar modal dalam 2 tahun terakhir yang dititip kelola oleh 15 manajer investasi (MI).
MI tersebut adalah PT Bahana TCW Investment Management, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT BNI Asset Management, PT BNP Paribas Investment Partners, PT Danareksa Investment Management, PT Eastspring Investments Indonesia, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan PT Maybank Asset Management.
Kemudian PT Principal Asset Management, PT PNM Investment Management, PT RHB Asset Management Indonesia, PT Samuel Aset Manajemen, PT Schroder Investment Management Indonesia, dan PT Syailendra Capital.
Jauh sebelumnya, BPKH sudah menarik penempatan dananya dari Maybank Asset Management (MAM) dan Schroder Investment Management Indonesia. Penarikan karena MAM terkait dalam kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero).
Nah, bagaimana dampak boyongan dana haji dari reksa dana ini?
TURUN TAJAM.
Data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan dana kelolaan reksa dana pada akhir Mei 2021 sebesar Rp536,28 triliun, turun 5,59% month to month (mtm). Ini penurunan mtm terbesar setelah kejadian di awal masa pandemi Maret tahun lalu.
Penurunan ini hanya disumbang oleh ditariknya dana haji.
Bisa dilihat, reksa dana terproteksi menyumbang penurunan terbesar yakni susut Rp39,87 triliun atau 28,79% dalam sebulan, menjadi Rp98,61 triliun dari sebelumnya Rp138,61 triliun.
Di reksa dana pasar uang juga ada penurunan tapi tidak besar. Sedangkan di reksa dana saham justru terjadi peningkatan.
Manajer Investasi |
AUM April (Rp
Triliun) |
AUM Mei (Rp Triliun) |
Perubahan MtM (%) |
Manulife Aset
Manajemen Indonesia |
54,47 |
52,98 |
-2.73% |
Mandiri Manajemen
Investasi |
47,42 |
43,66 |
-7.92% |
Bahana TCW
Investment Management |
47,47 |
42,67 |
-10.11% |
Batavia Prosperindo
Aset Manajemen |
45,22 |
41,48 |
-8.27% |
Schroder Investment
Management Indonesia |
35,00 |
35,02 |
0.05% |
Danareksa Investment
Management |
31,01 |
25,11 |
-19.03% |
Ashmore Asset
Management Indonesia |
23,63 |
23,91 |
1.18% |
Trimegah Asset
Management |
22,23 |
23,10 |
3.96% |
BNI Asset Management |
24,78 |
22,01 |
-11.18% |
Syailendra Capital |
24,43 |
21,54 |
-11.83% |
Trimegah Asset
Management |
22,23 |
23,10 |
3.96% |
Sinarmas Asset
Management |
20,10 |
20,73 |
3.10% |
Eastspring
Investments Indonesia |
19,74 |
18,10 |
-8.28% |
Sucorinvest Asset
Management |
15,01 |
16,46 |
9.66% |
Insight Investments
Management |
14,50 |
14,71 |
1.50% |
Panin Asset
Management |
13,36 |
13,43 |
0.48% |
Samuel Aset
Manajemen |
10,64 |
8,39 |
-21.20% |
Indo Premier
Investment Management |
7,87 |
7,75 |
-1.51% |
Principal Asset
Management |
7,67 |
5,82 |
-24.07% |
PNM Investment
Management |
6,86 |
5,12 |
-25.34% |
Berikut Visualisasinya
0 Komentar