Receh.in - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bahwa minat korporasi untuk menggalang dana lewat pasar modal masih terjaga pada paruh pertama 2021.
Bahkan, pada semester II/2021, otoritas akan meluncurkan perubahan aturan baru yang diantaranya untuk mengakomodasi masuknya startup ke Bursa.
Dalam data yang dipaparkan di hadapan DPR, Ketua OJK Wimboh Santoso menyebut bahwa penghimpunan dana di pasar modal sampai dengan 08 Juni 2021 sebesar Rp56,5 triliun dari 59 penawaran umum.
Terdiri atas:
- 17 penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan nilai dana terkerk Rp2,57 triliun
- 10 penawaran umum berkelanjtan (HMETD) dengan nilai dihimpun Rp15,73 triliun
- 1 penawaran umum efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) senilai Rp0,50 triliun
- 7 penawaran umum berkelanjutan EBUS Tahap I senilai Rp5,93 triliun.
- 24 penawaran umum berkelanjutan EBUS tahap II Rp31,77 triliun.
Adapun jumlah emiten baru hingga 08 Juni 2021 tercatat sebanyak 17
perusahaan.
Dan dalam proses atau pipeline penawaran umum ada 80 penawaran umum dengan nilai Rp78,22 triliun.
Apakah ini termasuk rencana IPO Bukalapak? Siapa tahu.
OJK tengah menyusun RPOJK terkait Multiple Voting Shares (Penawaran Umum Efek bersifat ekuitas oleh Emiten dengan Inovasi dan Tingkat Pertumbuhan Tinggi) agar para pendiri start-up dapat menjaga perkembangan bisnis sesuai dengan visi dan misi pendirian perusahaan.
Rancangan Peraturan Bursa terkait Papan Ekonomi Khusus bagi emiten-emiten khusus, seperti emiten kategori Unicorn.
Investor Milenial Kian Dominan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat mengalami perlambatan pada periode Maret-Mei 2021 dan
kembali menguat di awal Juni 2021.
Jumlah investor naik 96% yoy pada Mei 2021 menjadi 5,37 juta
investor, dimana 99% dari jumlah tersebut adalah investor ritel dan didominasi
oleh investor milenial.
Hingga 11 Juni 2021, non-residen sudah mencatatkan net buy
sebesar Rp21,09 T ytd (pasar saham Rp16,44 T ytd dan pasar SBN Rp4,65 T ytd).
0 Komentar