Rencana PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) untuk menambah modal lewat suntikan dana dari pemegang saham bakal terealisasi sebentar lagi.
Ini karena pada pemegang saham Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pekan lalu menyetujui rencana penerbitan
saham baru dan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Bank yang dahulu bernama Bank Yudha Bhakti
itu sudah menyiapkan penawaran umum terbatas (PUT) dalam rangka rights issue.
Dalam PUT V ini bank akan menerbitkan sebanyak-banyaknya
5 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham.
Nah, PUT V akan diikuti PUT VI dengan
melepas sebanyak-banyaknya 5 miliar saham dan nilai nominal Rp100 per lembar
saham.
Padahal, harga saham per 28 Mei 2021 di bursa saham sudah di level Rp454 per saham. Artinya, harga saham baru ini jauh di bawah harga pasar saat ini.
Nah, apakah keputusan soal harga rights issue ini akan mempengaruhi harga pasar saat ini? Kita akan melihatnya dalam beberapa hari ke depan bagaimana penilaian investor.
Namun, karena skemanya rights issue, tentunya ini justru membuat senang investor eksisting. Ini karena yang berhak membeli saham baru adalah pemegang saham saat ini.
Pertanyaanya, bagaimana nasib harga sahamnya setelah rights issue?
Penggunaan Dana
Menurut keterangan manajemen, dana hasil
rights issue tersebut akan digunakan untuk belanja modal dan meningkatkan modal
inti perseroan.
Manajemen juga mengangkat Pramoda Dei
Sudarmo sebagai Komisaris Independen dan Hartono Budihardjo sebagai Direktur
Operasi.
Pengangkatan akan berlaku efektif setelah
mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian kemampuan dan kepatutan
(fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kinerja keuangan BNC hingga 31 April 2021
mencatatkan total aset senilai Rp5,91 triliun, dana pihak ketiga Rp4,35
triliun, total penyaluran kredit Rp3,76 triliun, dan total ekuitas Rp1,07
triliun.
Pemegang saham BBYB sampai per 27 Mei 2021 adalah
PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98%, PT Gozco Capital
20,13%, PT Asabri (Persero) 16,3%, Yellow Brick Enterprise Ltd. 11,1% dan
sisanya pemegang saham publik 27,49%.
Saham Akulaku dimiliki sebagian oleh
Alibaba dan perusahaan fintech online ini disokong oleh beberapa perusahaan
e-commerce ternama diantaranya, PT Pintar Inovasi Digital, PT Akulaku Silvrr
Indonesia dan PT Akugrosir Indonesia, serta bisnis pembiayaan atau multifinance
lewat PT Akulaku Finance Indonesia.
0 Komentar